Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk tradisi Mappadendang dan unsur-unsur yang sarat dengan simbol-bimbol keagamaan. Penelitiannya menggunakan pendekatan kualitatif, dengan penjabaran deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan tehnik observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari penelitian ini ditemukan, pertama tradisi Mappadendang mendasari tradisi kepercayaan kepada dewi sangiang serri wujud dari pernyembahan kepada Dewata SeuwaE dan penghargaan kepada leluhur. Mereka memiliki kewajiban untuk melaksanakan upacara tradisi mappadendang sebagai adat istiadat dan tradisi leluhur yang patut dilestarikan wujud rasa syukur atas limpahan rejeki terhadap hasil panen sawah mereka. Kedua, segala bentuk-bentuk dalam tradisi Mappadendang dalam komunitas ini syarat dengan simbol-simbol keagamaan. Sebagai salah satu cara untuk menghidupkan benda-benda dan makhluk-makhluk sakral yang gaib dalam fikiran dan jiwa para pemeluk komunitas ini. Orang To Lo’ mempercayai benda- benda sebagai lambang kesakralan dalam ritual Paddendang yang memiliki sifat sacred agar terhindar dari Bala’ terhadap segala sesuatu yang dapat menggagalkan panen mereka sehingga tradisi Mappadendang ini harus dilakukan, selain sebagai wujud rasa syukur juga sebagai upaya terhindar dari unsurr yang bersifat profane.
CITATION STYLE
Junida, D. S. (2020). MAPPADENDANG SEBAGAI TRADISI BERSAMA KOMUNITAS TO WANI TOLOTANG DENGAN UMAT ISLAM. Dialog, 42(1), 39–48. https://doi.org/10.47655/dialog.v42i1.319
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.