Ammonium klorida merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam industri kimia maupun industri farmasi. Dalam industri farmasi ammonium klorida digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat batuk. Sebagai ekspektoran bahan ini bekerja untuk mengeluarkan dahak dengan muda. Penetapan kadar ammonium klorida merujuk pada Farmakope Indonesia VI. Salah satu cara agar metode penetapan kadar ammonium klorida dapat digunakan yaitu dengan melakukan validasi metode analisa. Validasi metode analisa digunakan dalam proses pembuktian terhadap parameter uji sehingga dapat sesuai persyaratan dalam penggunaanya. Tujuan validasi tersebut adalah menjamin metode analisa penetapan kadar ammonium klorida tersebut valid dan akurat. Parameter uji validasi meliputi linearitas, recovery, presisi dan akurasi. Penetapan kadar ammonium klorida dilakukan dengan titrasi argentometri metode fajans. Indikator yang digunakan adalah eosin. Pengujian dilakukan menggunakan amonium klorida dengan berbagai konsentrasi yaitu: 80%, 90%, 100%, 110% dan 120%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari berbagai parameter uji validasi didapatkan hasil secara berurutan yaitu R2=1 nilai linearitas. 100,12% nilai recovery dan RSD 0,1% untuk akurasi . RSD 0,0% 0,15% dan 0,19% untuk repibilitas dan RSD 0,19% untuk presisi antara. Dengan demikian penetapan kadar ammonium klorida metode titrasi argentometri dinyatakan valid karena hasil yang diperoleh memenuhi syarat.
CITATION STYLE
Umaminingrum, M. T., & Purwaningtyas, F. Y. (2023). Validasi metode analisa penetapan kadar ammonium klorida di PT. Novapharin Pharmaceutical Industries. Jurnal Integrasi Proses Dan Lingkungan, 1(1). https://doi.org/10.30587/jipl.v1i1.6415
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.