Peningkatan jumlah pengguna mendorong percaturan bisnis telekomunikasi berkembang menjadi lebih baik, hal ini mengakibatkan persaingan di bidang tersebut semakin ketat. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sedang melakukan proyek pembaruan infrastrukturnya. Pada tahun 2015, terjadi peningkatan jumlah proyek secara signifikan yang dikelola oleh Telkom Jawa Timur yaitu mencapai angka 105 proyek dan belum menerapkan manajemen risiko.Berdasarkan latar belakang tersebut digunakan pendekatan manajemen risiko proyek dengan standar Project Management Body of Knowledge (PMBOK) yang diterbitkan tahun 1983 oleh Project Management Institute (PMI). Adapun tools untuk mengukur risiko digunakan metode Failure Modes and Effects Analysis (FMEA).Risiko yang menjadi prioritas dari hasil penelitian yaitu risiko keterbatasan kualifikasi tenaga kerja Mitra, adanya new item dalam pekerjaan yang belum terdapat dalam List of Materials, keterlambatan pengurusan perijinan/ sitac/ PLN/ pihak ketiga, kesalahan perhitungan nilai realisasi proyek, keterbatasan jumlah tenaga kerja Mitra, perbaikan pekerjaan yang sudah selesai (rework), kurangnya komunikasi dan koordinasi, keterlambatan pemesanan material ke pabrik.
CITATION STYLE
Pertiwi, H. (2017). Implementasi Manajemen Risiko Berdasarkan PMBOK Untuk Mencegah Keterlambatan Proyek Area Jawa Timur (Studi Kasus: PT. Telkom). Jurnal Studi Manajemen Dan Bisnis, 4(2), 96–108. https://doi.org/10.21107/jsmb.v4i2.3959
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.