Bokoba merupakan salah satu bentuk sastra lisan yang disampaikan dengan gaya diceritakan, dinyayikan, dan diiringi alat musik serta menggunakan bahasa Melayu. Bokoba dituturkan, didengarkan, dan dihayati secara bersama-sama pada peristiwa tertentu berkaitan dengan upacara perkawinan, upacara menanam dan menuai padi, kelahiran bayi, dan tujuan magis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan studi etnografi komunikasi dimana dalam penyajiannya terdiri dari tiga konsep yaitu situasi komunikasi, peristiwa komunikasi dan tindak komunikasi. Informan penelitian berjumlah 7 (tujuh) orang dengan teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara, observasi non partisipan, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ditemukan makna : (1) situasi komunikasi yaitu situasi komunikasi yang terjadi pada pertunjukan Bokoba di zaman dahulu berbeda dengan zaman sekarang, hal ini di lihat setting and scene. (2) peristiwa komunikasi pada pertunjukan Bokoba yang memiliki perbedaan dengan pertunjukan di zaman dahulu dilihat dari kompenen-kompenen peristiwa komunikasi yang dikemukakan oleh Hymes yang di sebut SPEAKING. (3) tindak komunikasi, di konsep ini ditemukan bahwa tukang Koba mahir berbasa-basi atau melantunkan Koba sehingga maksud dan tujuan yang disampaikan di mengerti oleh audiens atau penonton. Beberapa nilai-nilai yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah seperti nilai Budaya, nilai pendidkan religious, nilai ketangguhan dan nilai kepedulian.
CITATION STYLE
Nurrahmi, N., Salam, N. E., & Yasir, Y. (2021). MAKNA KESENIAN BOKOBA PADA MASYARAKAT ROKAN HULU PROVINSI RIAU (Studi Etnografi Komunikasi Bokoba di Pasir Pangaraian Kec. Rambah Kab Rokan Hulu). JURNAL SIGNAL, 9(2), 245. https://doi.org/10.33603/signal.v9i2.6282
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.