Proporsi BBLR di Kabupaten Kendal mengalami tren kenaikan sejak tahun 2016 yakni 4,16% pada 2016; 4,2% pada 2017; dan 4,4% pada 2018. Riwayat BBLR diduga berkaitan dengan tingkat aktifitas fisik yang lebih rendah di kemudian hari yang diukur dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia dini. Penelitian ini bertujuan ini mengetahui hubungan BBLR dengan masalah perkembangan motorik kasar anak usia 12-24 bulan. Sampel dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kasus dan kontrol dengan perbandingan 1:3. Analisis data dilakukan secara bivariabel, dengan uji Chi-square dan multivariabel, dengan uji regresi logistic. Hasil menunjukan bahwa variabel berat badan lahir dan variabel status ibu bekerja berhubungan dengan perkembangan motorik kasar dengan nilai p berturut-turut 0,001 (OR: 5,66, CI 95%: 2,028-15,791) dan 0,007 (OR: 4,12, CI 95%: 1,472-11,527). Anak yang memiliki riwayat berat badan lahir rendah berisiko 5,66 kali lebih besar mengalami masalah perkembangan motorik kasar dibandingkan dengan anak yang memiliki riwayat berat badan lahir normal, setelah mempertimbangkan status ibu bekerja. Kata kunci : BBLR, Motorik Kasar, Perkembangan Anak, Anak 12-24 Bulan
CITATION STYLE
Anggorowati, L., Fauzi, L., & Rohmah, S. (2021). Hubungan Riwayat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 12-24 Bulan. Indonesian Journal of Health Community, 2(2), 51. https://doi.org/10.31331/ijheco.v2i2.1790
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.