Hoax dan black campaign selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan signifikan khususnya pada pemilu serentak 2019 lalu. Hal ini sangat berbahaya dan mengancam demokrasi di Indonesia. Pasalnya apabila tidak dilakukan pencegahan secara baik akan semakin berbahaya lagi untuk pemilu serentak 2024 mendatang. Terbaru pada Pemilihan Walikota Magelang (Pilwalkot) 2020 juga terjadi beberapa pelanggaran hoax dan black campaign yang pada akhirnya masuk dalam sengketa pemilu. Sehingga Penyelenggara pemilu perlu bersinergi dan bekerjasama dalam mencegah hoax dan black campaign. Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sudah bekerja maksimal tetapi perlu diperkuat oleh stake holder salah satunya bersinergi dengan akademisi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode sosialisasi dan FGD. Metode ini digunakan untuk memberikan pembekalan materi terkait sinergitas akademisi dan Bawaslu dalam mencegah hoax dan black campaign yang dapat meminimalisir penyimpangan-penyimpangan pemilu khususnya supaya demokrasi di Indonesia lebih baik. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman pentingnya sinergitas akademisi dan Bawaslu khususnya dalam mencegah hoax dan black campaign. Serta memotivasi dan mendorong keterlibatan masyarakat untuk membantu mencegah hoax dan black campaign di tengah masyarakat. Hasil pengabdian; telah terlaksana kegiatan pengabdian dan dihasilkan sebuah kesepahaman bahwa akademisi fokus dalam kajian literasi serta melahirkan pemilih cerdas milenial melalui edukasi politik dan bijak dalam bersosial media serta mendorong keterlibatan mahasiswa dalam pemilu.
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.
CITATION STYLE
Abqa, M. A. R., Kurniasih, Y., & Nugrahenti, M. C. (2022). SINERGITAS AKADEMISI DAN BAWASLU DALAM PENCEGAHAN BERITA HOAX DAN BLACK CAMPAIGN. Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(3), 1484–1488. https://doi.org/10.31004/cdj.v3i3.7951