Pelaksanaan program kegiatan pengabdian secara umum telah memberikan hasil melalui implementasi teknologi manajemen kandang dan pengelolaan limbah ternak berupa feses. Metode yang digunakan sebagai solusi permasalahan mitra adalah dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan. Pola manajemen kandang yang dilakukan adalah sistem panggung baterai. Di mana setiap baterai diisi satu ekor ternak. Pakan hijauan cenderung diberikan adalah daun gamal, meskipun gamal memiliki kandungan nutrisi baik, namun masih terdapat beberapa hijauan yang tersedia dan cukup baik diberikan pada ternak kambing, salah satunya adalah daun jati putih yang cukup tersedia di lokasi mitra. Untuk pengembangan usaha ternak yang lebih baik dibutuhkan setidaknya 1 ekor pejantan untuk merangsang peningkatan siklus masa birahi ternak. Pengolahan limbah ternak kambing berupa feses lebih berpotensi untuk dijadikan sumber penghasilan. Feses kambing tersedia dan tidak dimanfaatkan oleh mitra dengan baik. Penggunaan feses tanpa adanya pengolahan (fermentasi) dapat merugikan tanaman karena kandungan amoniak dan tekstur feses yang dapat berpengaruh ke tanaman.
CITATION STYLE
Suherman, S., & Kurniawan, E. (2017). MANAJEMEN PENGELOLAAN TERNAK KAMBING DI DESA BATU MILA SEBAGAI PENDAPATAN TAMBAHAN PETANI LAHAN KERING. Jurnal Dedikasi Masyarakat, 1(1), 7. https://doi.org/10.31850/jdm.v1i1.246
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.