Pemahaman terhadap interaksi Nabi saw. dengan Yahudi dan Nasrani, terdapat perbedaan pendapat. Hal ini disebabkan karena adanya pemahaman yang parsial sehingga menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengkaji interaksi Nabi saw. dengan oposisi di Madinah secara utuh dan komprehensif melalui pendekatan hermeneutik. Penelitian ini adalah penelitian kepustakan yang bersifat kualitatif dengan pendekatan teologis-normatif. dan hermeneutik.. Paradigm hermeneutik yang jika dilihat dari segi bentuknya terdiri dari hermeneutika analitis, psikososial dan ontologis.[1] Khusus dalam memahami teks dalam penelitian seperti ini (hadis-hadis interaksi), maka hermeneutik psiko-sosial merupakan jenis yang memadai. Berdasarkan hal ini maka diproleh hasil sebagai berikut bahwa dengan pemahaman yang utuh melalui kontekstualisasi pendekatan teologis/normatif dan hermeneutik, maka dengan sendirinya teori yang dikembangkan oleh Hannah Rahman akan terbantahkan. Kekeliruan yang dilakukan oleh Hannah Rahman karena berangkat dari teori konflik Karl Marx yang dikembangkan oleh Vilfredo Pareto dan Lewis Coser. Kekeliruan ini dapat terbantah melalui Paradigma Naturalistik atau biasa disebut paradigma defenisi sosial. Paradigma ini dipelopori oleh Max Weber. Ia mengartikan sosiologi sebagai studi tentang tindakan sosial yang “penuh arti” antar hubungan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan individu sepanjang tindakannya tersebut mempunyai makna subyektif bagi dirinya dan diarahkan bagi tindakan orang lain. Dengan demikian, melalui pendekatan hermeneutik psiko-sosial tindakan-tindakan nabi terhadap oposisi Madinah dapat dipahami dengan benar. Kata Kunci: Hermeneutik, Nabi, Oposisi, Madinah.
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.
CITATION STYLE
Hakim, A. (2018). PENDEKATAN HERMENEUTIK DALAM MEMAHAMI INTERAKSI NABI SAW. DENGAN OPOSISI DI MADINAH. Al-Din: Jurnal Dakwah Dan Sosial Keagamaan, 4(2). https://doi.org/10.35673/ajdsk.v4i2.625