KAJIAN SEMIOTIK PADA TRADISI LEMPAR NASI SAAT HUJAN DI DESA GUCI KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

  • Haerussaleh H
  • Dewi K
  • Shafira A
  • et al.
N/ACitations
Citations of this article
36Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Semiotik adalah cara transfer bahasa. Berbagai macam kekayaan bahasa yang ada di negara Indonesia. Lebih jauh semiotik ini dipergunakan dengan cara melestarikan adat isytiadat yang ada di daerah tertentu, termasuk yang ada di desa Guci Kecamatan Karanggeneng kabupaten Lamongan. Merupakan kekayaan intelektual masyarakat pada masa dahulu dan sekarang masih menjadi tradisi (kebudayaan). Kegiatan lempar nasi pada saat hujan adalah sebuah tradisi yang dilestarikan oleh masyarakat Guci. Sebuah ketetapan budaya dengan menggunakan tradisi lempar nasi pada saat hujan, akan tetapi hal ini dilakukan apabila hujan yang disertai dengan angin. Tidak ada keterangan yang jelas dari sesepuh desa Guci mengapa menggunakan nasi sebagai media. Peneliti tidak mengungkap secara jauh, karena peneliti terfokus pada kajian semiotik bahasa yang dipergunakan dalam tradisi lempar nasi tersebut. Menarik untuk dilakukan penelitian sebagai bentuk dari pengembangan intelektual dari sisi kebahasaan, tanda, indeks dalam penerapan tradisi tersebut.

Cite

CITATION STYLE

APA

Haerussaleh, H., Dewi, K. A., Shafira, A., Nur Z. T., M., & Huda, N. (2022). KAJIAN SEMIOTIK PADA TRADISI LEMPAR NASI SAAT HUJAN DI DESA GUCI KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Metalingua, 7(2), 95–104. https://doi.org/10.21107/metalingua.v7i2.16283

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free