NILAI TAMBAH MINYAK AKAR WANGI DENGAN PEMEKATAN KADAR VETIVEROL MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CO2 FLUIDA SUPERKRITIK

  • Sulaswatty A
  • Agustian E
N/ACitations
Citations of this article
24Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Potensi Indonesia akan minyak akar wangi yang berorientasi ekspor dalam industri kosmetik, parfum, sabun, keperluan terapi, antiseptik, massage oil, farmasi dan pestisida memberikan peluang yang besar untuk memenuhi kebutuhan dunia. Guna nilai tambah minyak akar wangi dengan meningkatkan kadar vetiverol sebagai komponen utama, diaplikasikan teknologi ekstraksi fluida karbondioksida superkritik yang merupakan perpaduan ekstraksi, fraksinasi dan deodorisasi dengan didukung keunggulan karbondioksida sebagai pelarut yang inert, ramah lingkungan, mudah dipisahkan, dan berdaya larut tinggi.  Minyak akar wangi Garut (Java vetiver oil) sebagai bahan baku, mempunyai karakteristik  kadar vetiverol  39.03 %; Bobot jenis 0.9977; indeks bias 1.5247;  putaran optik +38.1; kelarutan dalam alkohol 95%  yaitu 1:1 jernih; bilangan asam 28.1; bilangan ester 24.6; bilangan ester setelah asetilasi 115.5; serta tidak mengandung minyak lemak dan  minyak keruing. Pemilihan kondisi proses guna menghasilkan kandungan vetiverol optimal dilakukan dengan memvariasikan laju alir gas CO2, tekanan dan suhu sebagai parameter penting dalam keberhasilan proses ekstraksi minyak akar wangi dengan fluida CO2 superkritik. Pemilihan laju alir konstan dan lebih stabil  diperoleh pada 5.5 liter/menit, sedangkan untuk variasi tekanan ekstraktor (1500, 1750, 2000 psi) dan suhu ekstraktor (40-50oC);  tekanan dan suhu separator  500 psi dan 25oC serta waktu proses selama lima jam dengan pengambilan ekstrak setiap jam. Tekanan dan suhu proses yang optimal diperoleh pada 1750 psi dan suhu 40oC  dengan  rafinat minyak akar wangi berkadar vetiverol  51.82 %,  bilangan ester 7.2 dan bilangan ester setelah asetilasi  172.4. Tingginya tekanan dan rendahnya suhu berpengaruh terhadap perolehan ekstrak; penurunan rafinat; peningkatan nilai  bobot jenis ekstrak dan rafinat; indeks bias ekstrak dan rafinat; putaran optik ekstrak dan rafinat; peningkatan viskositas ekstrak dan rafinat; peningkatan bilangan ester ekstrak, bilangan ester setelah asetilasi ekstrak, serta kandungan vetiverol.Kata Kunci: Minyak Akar Wangi, Vetiverol, Ekstraksi Fluida Superkritik Potential Indonesian vetiver oil export oriented industry of cosmetics, perfumes, soaps, therapeutic purposes, antiseptic, massage oil, pharmaceutical and pesticide presents a great opportunity to meet the needs of the world. In order to add value vetiver oil by increasing the levels vetiverol as the main component, was applied to carbon dioxide supercritical fluid extraction technology which is a combination of extraction, fractionation and deodorization with excellence supported carbon dioxide as an inert solvent, eco-friendly, easily separated, and the high solubility. Garut vetiver oil (Java vetiver oil) as raw material, has the characteristics vetiverol levels 39.03%, specific gravity of 0.9977; refractive index of 1.5247; optical rotation +38.1; solubility in alcohol 95% is a clear 1:1; acid number 28.1; ester number 24.6; ester number after acetylation 115.5; as well as fats and oils contain no oil keruing. The selection process conditions in order to produce optimal vetiverol content performed by varying the flow rate of CO2 gas, pressure and temperature as an important parameter in the success of vetiver oil extraction with supercritical CO2 fluid. The selection of a constant flow rate and more stable obtained at 5.5 liters / min, whereas for pressure variation extractor (1500-2000 psi) and extractor temperature (40-50oC); separator pressure and temperature of 500 psi and 25 °C as well as the processing time for five hours by taking extracts every hour. Pressure and temperature optimum process obtained at 1750 psi and a temperature of 40oC with rafinat vetiverol vetiver oil yield of 51.82%, ester number 7.2, and ester number after acetylation 172.4. The high pressure and low temperature affect the acquisition of the extract; rafinat decline; increase in the value of specific gravity and rafinat extracts; refractive index and rafinat extract; optical rotation and rafinat extract; increase in the viscosity of the extract and rafinat; increase in numbers ester extract, ester number after acetylation extracts, as well as the content vetiverol. Key word: Vetiver Oil, Vetiverol, Supercritical Fluid Extraction.

Cite

CITATION STYLE

APA

Sulaswatty, A., & Agustian, E. (2014). NILAI TAMBAH MINYAK AKAR WANGI DENGAN PEMEKATAN KADAR VETIVEROL MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CO2 FLUIDA SUPERKRITIK. Jurnal Kimia Terapan Indonesia, 16(2), 76–81. https://doi.org/10.14203/jkti.v16i2.11

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free