Hiponatremi merupakan salah satu komplikasi perawatan yang cukup sering terjadi pada populasi pediatri. Kondisi ini seringkali terjadi akibat pemberian cairan intravena yang bersifat hipotonik dan diperberat oleh kondisi SIADH (Syndrome of Inappropriate Anti Diuretic Hormone) yang timbul pada pasien dengan nyeri, cemas, stress, pemberian agen anestetik, narkotik, tindakan operatif dan pemberian ventilasi tekanan positif dan pada penyakit infeksi khususnya pada pneumonia dan meningitis. Selain itu kondisi ini juga diperberat dengan penambahan glukosa pada pemberian cairan rumatan pediatrik dimana ketika glukosa dimetabolisme akan meninggalkan free water yang akan mempengaruhi osmolalitas plasma. Pada tahun 2018, AAP telah merilis rekomendasi kuat terhadap pemberian cairan isotonik sebagai cairan rumatan pada pasien anak disamping penambahan glukosa dan kalium. namun pada praktek klinis di RS, penggunaan cairan hipotonis yang telah lama digunakan masih sulit untuk ditinggalkan karena para praktisi merasa belum menemukan cukup banyak kasus terhadap komplikasi yang ditimbulkan. Laporan kasus ini mendeskripsikan pasien meningoencephalitis dengan status epilepticus yang mengalami hyponatremia setelah diberikan cairan hypotonic sesuai panduan setempat dan membaik setelah dilakukan koreksi natrium.
CITATION STYLE
Freddy, A., & Johan, W. (2023). Status Epileptikus Pada Pasien Meningoencephalitis Dengan Hiponatremia Terkait Pengunaan Cairan Rumatan Hipotonis Pada Anak : Apakah Sudah Saatnya Untuk Beralih Pada Cairan Rumatan Isotonis? Unram Medical Journal, 12(1), 1345–1348. https://doi.org/10.29303/jk.v12i1.4334
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.