Menurut National Health and Nutrition Examination Survey masih terdapat sekitar 6.139 remaja di Amerika Serikat yang memiliki kualitas tidur yang buruk. Begitu juga di Indonesia, meskipun belum terlalu banyak studi epidemiologi yang dilakukan terkait kualitas tidur remaja di Indonesia tetapi dalam beberapa penelitian mengatakan kualitas tidur buruk terjadi lebih dominan. Kualitas tidur juga akan mengalami penurunan seiring berjalannya usia seseorang, hal ini berkaitan erat dengan Growth Hormone (GH) dimana sekresinya juga akan ikut menurun. Akan tetapi GH akan memuncak kembali ketika memasuki usia remaja dimana usia ini termasuk dalam fase lonjakan pertumbuhan yang kedua. Sebagaimana diketahui GH berperan penting dalam pertumbuhan tinggi badan seseorang, sehingga peneliti bertujuan mengetahui korelasi korelasi antara kualitas tidur dengan tinggi badan anak pada usia 14 sampai 16 tahun di SMAN 1 Majalengka yang dilakukan pada 30 Januari 2023. Peneliti melakukan dengan studi analitik metode cross-sectional kepada 2 proporsi yang tidak berpasangan. Mengambil sampel dengan memakai sistem random sampling dan didapatkan 98 sampel yang digunakan dari keseluruhan 326 murid . Penelitian dilakukan dengan mengedarkan kuisioner PSQI. Dengan menggunakan uji chi square, mendapatkan nilai p =1,00. Seperti yang sudah dipaparkan bahwa ada hubungan apabila nilai p = < 0,1 dengan tingkat kepercayaan sebesar 80% maka hipotesis diterima, peneliti memiliki kesimpulan ialah tidak ada korelasi antara kualitas tidur terhadap Tinggi Badan (TB).
CITATION STYLE
Puter, P. A., & Adjie, E. K. K. (2023). KORELASI KUALITAS TIDUR TERHADAP TINGGI BADAN PADA ANAK USIA 14-16 TAHUN. Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(3), 2355–2360. https://doi.org/10.31004/jkt.v4i3.16285
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.