Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi padang pengembalaan alam di Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kecamatan ini memiliki tingkat populasi ternak ruminansia terbesar dan wilayah padang rumput terluas di Kabupaten Sumba Timur. Untuk menduga kapasitas tampung padang rumput perlu dilakukan suatu rangkaian tindakan identifikasi untuk memperoleh data luasan, letak dan keadaan topografi. Identifikasi secara manual sangat membutuhkan waktu dan tenaga kerja, melalui pendekatan teknologi pengindraan jauh akan mempersingkat waktu, tenaga serta meningkatkan presisinya. Metode yang digunakan adalah klasifikasi terbimbing dengan alogaritma kemungkinan maksimum (maximum likelihood) citra Sentinel-2A. metode confusion matrix digunakan untuk menguji keakurasian klasifikasi.. Klasifikasi kelas kelerengan menggunakan data digital elevation model dari DEMNAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas area non padang rumput sebesar 6.568 hektar, area padang rumput seluas 39.860 hektar. Hasil uji akurasi confusion matrix sebesar 91, 72%. Kelerengan terbagi dalam lima kelas, dimana luas area kelas 0 - 8% (31.691 Ha), 8-15% (1.433 Ha), 15-25% (2.203 Ha), 25-40% (362 Ha) dan >40% (10.888 Ha).
CITATION STYLE
Bogarth K. Watuwaya, & Herlistin Mooy. (2020). Penerapan Teknologi Pengindraan Jauh untuk Identifikasi Padang Penggembalaan Alam di Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur. Prosiding Seminar Nasional Pembangunan Dan Pendidikan Vokasi Pertanian, 1(1), 49–60. https://doi.org/10.47687/snppvp.v1i1.125
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.