Pembelajaran sosiologi menjadi penting bagi penanganan perubahan-perubahan social yang terjadi dalam masyarakat. Soiologi yang lahir atas jawaban perubahan Industri di awal modernisasi Eropa, mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia dari tradisionalitas menjadi modern. Perkembangan sosiologi di Indonesia tidak lepas dari peranan penjajahan Belanda. Ilmuwan Belanda seperti Van Leur, Souck H, dan lainnya tertarik mempelajari kondisi multicultural di Indonesia, dilanjutkan para ilmuwan pribumi. Sosiologi secara kontinyutas berperan besar sebagai ilmu dasar untuk melestarikan ketahanan budaya di berbagai daerah di Indonesia. Kondisi keragaman etnis merupakan peninggalan yang harus diwariskan melalui pembelajaran di sekolaha-sekolah menengah. Di daerah Jember, hibrida cultural antara budaya Jawa dan Madura merupakan peninggalan dari tradisi masyarakat migrasi. Dibuktikan dengan adanya budaya ‘dhalung’ menjadikan masyarakat Jember berbahasa Jawa dialek Jember, dan tradisi lainnya. Impelementasi kearifan local dengan mata pelajaran menarik perhatian penulis untuk mengkaji Budaya Pandhalungan sebagai Cultural Herritage dalam sosiologi. Hasil dari penelitian adalah meningkatnya pelestarian dan kelestarian dari Budaya Pandhalungan di kalangan siswa terutama di SMA Negeri 3 Jember dengan pembelajaran berbasis proyek yang terintegrasi dalam mata pembelajaran sosiologi dengan model pendekatan kreatif-kritis. Hal ini dapat menjadi potensi bagi kecintaan tanah air generasi muda, sehingga dapat berfokus pada kemajuan bangsa Indonesia.
CITATION STYLE
Widiyawati, A. A. (2019). Budaya Pandhalungan Sebagai Cultural Heritage Melalui Model Kreatif-Kritis Pembelajaran Sosiologi Kelas XII IPS SMAN 3 Jember. Metafora: Education, Social Sciences and Humanities Journal, 3(1), 9. https://doi.org/10.26740/metafora.v3n1.p9-22
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.