Di Nusa Tenggara Barat, khususnya Kabupaten Sumbawa, peluang pengembangan pisang sangat besar, hal ini terkait dengan persyaratan tumbuh pisang yang tidak membutuhkan persyaratan tumbuh yang sangat spesifik. Produktivitas pisang di Kabupaten Sumbawa terus meningkat dari tahun ke tahun, dan pengolahannya menjadi tepung pisang dinilai menjadi salah satu bentuk alternatif diversifikasi komoditas pisang yang dianjurkan. Penyebaran pisang kepok merata di seluruh wilayah di Kabupaten Sumbawa, akan tetapi selama ini belum pernah dilakukan pendataan secara kualitas tentang perbedaan fisikokimia tepung pisang kepok yang dihasilkan dari beberapa lokasi tanam yang berbeda. Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh perbedaan lokasi tanam terhadap sifat fisikokimia (kadar air, kadar pati dan kadar amilosa) tepung pisang kepok. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yaitu lokasi penanaman (P1=Kecamatan Moyo Utara; P2=Kecamatan Tarano; P3=Kecamatan Alas Barat dan P4=Kecamatan Tarano), dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Kadar air sampel tepung pisang dari keempat lokasi tanam berkisar antara 5.07% hingga 9.31%, kadar pati sebesar 53.3% hingga 83.2% dan kadar amilosa antara 27.4% hingga 48.2%. Tepung pisang yang berasal dari buah yang ditanam di Kecamatan Lunyuk memiliki kadar air, kadar pati dan kadar amilosa tertinggi.
CITATION STYLE
Nairfana, I., & Rizaldi, L. H. (2022). SIFAT FISIKOKIMIA TEPUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.) YANG DITANAM DI LOKASI BERBEDA DI KABUPATEN SUMBAWA. Pro Food, 8(1), 44–52. https://doi.org/10.29303/profood.v8i1.233
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.