Penyakit Kawasaki adalah sebuah sindrom vaskulitis akut yang dominan mempengaruhi arteri kecil dan menengah, terutama mengenai anak balita. Gejala klinis penyakit Kawasaki sering dimulai dengan demam tinggi dan terus-menerus selama 2 minggu. Penyakit Kawasaki hanya dapat didiagnosis secara klinis dan tidak ada pemeriksaan laboratorium yang khusus. Diagnosis klinis berdasarkan adanya demam 5 hari, ditambah 4 dari 5 kriteria diagnostik berikut ini: (1) eritema bibir atau rongga mulut atau retak bibir, (2) ruam kulit, (3) pembengkakan pada tangan atau kaki, (4) mata merah (injeksi konjungtiva), dan (5) pembesaran getah bening di leher minimal 15 milimeter. Anak dengan penyakit Kawasaki mudah terjadi komplikasi aneurisma arteri koroner, terutama pasien yang tidak diobati secara dini dalam perjalanan penyakit. IVIG (imunoglobulin per infus) sebaiknya diberikan dalam dosis tinggi, yaitu 2 gr/ kgBB selama 10-12 jam. Terapi aspirin dimulai pada dosis tinggi 80-100 mg/kgBB/ hari dalam 4 dosis sampai 2-3 hari demam mereda, dan kemudian dilanjutkan dengan dosis rendah 3-5 mg/kgBB/hari, ketika pasien diijinkan pulang ke rumah. Meskipun tidak diobati, sebenarnya gejala penyakit Kawasaki yang akut juga membaik, tetapi risiko terjadinya aneurisma arteri koroner jauh lebih besar. Tidak dikenal cara pencegahan untuk penyakit Kawasaki. Pencegahan dilakukan untuk menghindari perburukan kerusakan koroner. Kata Kunci: kawasaki, diagnosis, treatment, prognosis
CITATION STYLE
Indrarto, FX. W. (2015). PENYAKIT KAWASAKI. Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana, 1(1), 70. https://doi.org/10.21460/bikdw.v1i1.8
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.