Tidak dapat dipungkiri bahwa religiusitas merupakan sebuah dimensi yang dikaji, terus menerus, para psikolog seantero dunia. Salah satunya adalah religiusitas komunitas mahasantri. Tulisan ini bertujuan untuk meneliti religiusitas dua komunitas santri; Darul Falah Besongo Semarang dan Ma’had al-Jami’ah Walisongo Semarang. Penelitian ini menghasilkan dua kesimpulan. Pertama, religiusitas dua komunitas santri, Pesantren Darul Falah Besongo dan Ma’had Walisongo, memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan yang ada bisa dilihat pada setiap dimensi religiusitas; dimensi akidah, ritual, penghayatan, pengetahuan dan konsekuensi (amal). Kedua, ada dua faktor yang mempengaruhi religiusitas komunitas santri tersebut, yakni Faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi tingkat pengetahuan dan pemahaman ajaran agama, pengalaman dan keadaan batin. Faktor eksternal meliputi lingkungan pesantren, teman sejawat, tata-tertib pesantren dan figur kyai.
CITATION STYLE
Bisri, K. (2019). MODEL KEBERAGAMAAN SANTRI URBAN SEMARANG. Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 7(1). https://doi.org/10.21274/kontem.2019.7.1.72-96
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.