Intoleransi merupakan salah satu masalah yang mencemaskan terjadi di Indonesia. Banyak pelakunya adalah orang muda. Ada banyak akar penyebabnya, antara lain karena pengetahuan yang minim mengenai agama maupun karena keterbatasan relasi dan pengalaman kedekatan bersama dengan yang beragama lain. Untuk mencegah masalah ini terjadi pada orang muda Katolik di Ruteng, kegiatan dialog dan visitasi ke rumah ibadah umat non Katolik ini programkan. Tujuan utamanya adalah agar orang muda Katolik di Ruteng dapat mengenal keberadaan komunitas beragama lain di kotanya, berdialog dengan tokoh agama lain, memiliki pengalaman berada di lingkungan dan rumah ibadah agama lain. Dengan kegiatan ini mereka bisa memiliki toleransi dan penghargaan terhadap komunitas agama lain. Metode utama kegiatan ini adalah dialog dan visitasi lapangan. Komunitas yang menjadi mitra dialog tokoh agama dan umat dari komunitas agama Islam, Hindu, tiga denominasi Protestan yakni Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Gereja Bethel Indonesia – Reign of Christ King (GBI-ROCK) dan Gereja Bethel Indonesi - Hosana. Lokasi kegiatan dialog dan visitasi di rumah ibadah mereka masing-masing di Ruteng. Hasilnyasetelah kegiatan ini orang muda Katolik memeroleh pengetahuan baru mengenai agama lain, mengenal rumah ibadah beragama lain dan memiliki perspektif yang positif terhadap agama lain. Olehnya, kegiatan dialog dan toleransi sangat bermanfaat bagi orang muda Katolik di Ruteng serta efektif menumbuhkan toleransi beragama. Kegiatan ini direkomendasikan untuk tetap dilakukan secara reguler bagi kelompok orang muda lainnya dan bahkan bagi semua masyarakat.
CITATION STYLE
Widyawati, F. (2021). MEMUPUK TOLERANSI KAUM MUDA KATOLIK MELALUI DIALOG DAN VISITASI KE RUMAH IBADAHUMAT BERAGAMA LAIN DI RUTENG, MANGGARAI. Randang Tana - Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(2), 10–19. https://doi.org/10.36928/jrt.v4i2.801
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.