Penggunaan beton tradisional yang berkelanjutan telah menghasilkan lapisan kedap air yang lebih tebal, mencegah air hujan masuk ke tanah dan meningkatkan limpasan permukaan. Akibatnya, permukaan air turun selama musim hujan, dan banjir terjadi. Salah satu inovasi untuk mengantisipasi atau mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan material terbarukan seperti beton aerasi. Perkerasan beton permeabel dimaksudkan untuk mengurangi genangan air di jalan. Dengan menghilangkan agregat halus, beton berpori menjadi sederhana, beton ringan. Rongga yang saling berhubungan menghasilkan tingkat porositas yang tinggi. Beton berpori biasanya memiliki sedikit atau tidak ada agregat halus dan pasta semen yang cukup untuk melapisi permukaan agregat kasar. Karena porositas yang meningkat, kuat tekan beton yang tidak diampelas lebih rendah daripada beton normal konvensional. Beton bebas pasir memiliki kekuatan tarik dan lentur yang jauh lebih rendah daripada beton konvensional. Dalam penelitian ini digunakan dua agregat kasar dengan ukuran nominal maksimum 12,5 mm dan 6,7 mm sebagai batuan split dengan bobot masing-masing 1,123 kg/m3 dan 2,63 kg/m3. Faktor air semen (FAS) 0,35 dan volume air 0,35 kg menggunakan semen Portland tipe 1 dengan kuantitas 389,6 kg/m3. Benda uji berupa silinder beton dengan diameter 80 mm dan tinggi 16 mm. Setelah mencelupkan benda uji ke dalam bak berisi air, masing-masing campuran memiliki tiga benda uji.
CITATION STYLE
Simanjuntak, I. V., & Tampubolon, S. P. (2022). PENGARUH VARIASI AGREGAT KASAR PENYUSUN BETON POROUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON. Jurnal Rekayasa Teknik Sipil Dan Lingkungan - CENTECH, 3(1), 1–10. https://doi.org/10.33541/cen.v3i1.3966
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.