Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) sering digunakan sebagai hewan model dalam penelitian biomedis. Nematodosis umum ditemukan pada kelompok primata yang bukan manusia atau non-human primate. Nematodosis gastrointestinal dapat memengaruhi hasil penelitian atau berpotensi sebagai sumber penularan ke manusia (zoonosis). Penelitian bertujuan melakukan identifikasi tipe, menghitung tingkat kejadian dan derajat infeksi kecacingan nematoda gastrointestinal pada monyet ekor panjang di kandang penangkaran Pusat Studi Satwa Primata, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat IPB (PSSP LPPM IPB) serta membandingkan dua metode pemeriksaan kuantitatif McMaster dan Kato-Katz. Sampel feses dari 24 ekor monyet ekor panjang diperiksa menggunakan metode flotasi sederhana, yaitu McMaster dan Kato-Katz. Sembilan (37,5%) dari 24 sampel terinfeksi oleh trichurid (20,8%), ascarid (12,5%), dan strongylid (4,2%), masing-masing dengan rataan derajat infeksi 833,3 ± 923,8; 32 ± 27,7; dan 12 ± 17 telur tiap gram tinja (TTGT). Tingkat infeksi namatodosis pada monyet ekor panjang berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin berturut-turut adalah pada bayi 50%, anak 50%, remaja 16,7%, dewasa 33,3%, jantan 33,3%, dan betina 41,7%. Tingkat kejadian dan derajat infeksi nematodosis gastrointestinal pada monyet ekor panjang menunjukkan kategori sedang hingga rendah. Hasil ini dapat dijadikan pertimbangan dalam manajemen pemeliharaan, penelitian biomedis, dan mitigasi risiko potensi penularan ke manusia.
CITATION STYLE
Rosyid, B., Darusman, H. S., & Retnani, E. B. (2023). Kejadian nematodosis gastrointestinal pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB. Current Biomedicine, 33–45. https://doi.org/10.29244/currbiomed.1.1.33-45
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.