Dampak krisis ekonomi Indonesia terhadap petani kecil dan tutupan hutan alam di luar Jawa

  • W.D. S
  • I.A.P. R
  • E. R
  • et al.
N/ACitations
Citations of this article
65Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Dua puluh juta manusia tinggal di dalam atau di sekitar hutan alam yang ada di Indonesia. Hutan tropika basahnya, dengan luasan terbesar yang tersisa di dunia, paling banyak ditemui di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Dibandingkan dengan negara lainnya di Asia, krisis ekonomi regional berkepanjangan yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 lebih kuat pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia. Survei secara acak telah dilakukan terhadap 1.050 rumah tangga di 6 buah propinsi di luar Jawa dengan tujuan memahami dampak krisis tersebut terhadap kesejahteraan masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan dan praktek pertanian serta pembukaan hutan. Secara khusus penelitian ini berupaya untuk lebih jauh memahami munculnya kesempatan yang saling bertolak belakang dengan terjadinya depresiasi yang drastis atas mata uang rupiah Indonesia terhadap dollar Amerika: di satu pihak penghasil komoditi eksport pertanian dapat memperoleh penghasilan berlebih dari tingginya harga pasar; dilain pihak meningkatnya biaya hidup menetralkan potensi perolehan pendapatan. Diantara temuan penting dari penelitian ini adalah: (1) dua per tiga dari rumah tangga yang dikaji melaporkan bahwa mereka merasa kehidupannya lebih buruk dan hanya seperlima melaporkan merasa lebih baik selama krisis berlangsung dibandingkan pada tahun sebelum krisis; (2) hal ini terjadi kendati pada kenyataanya tiga per empat dari rumah tangga yang dikaji memperoleh penghasilan dari komoditi ekspor; (3) pembukaan lahan hutan sedikit meningkat pada tahun pertama krisis dan meningkat lebih tinggi pada tahun ke dua krisis; (4) semakin banyak lahan dibuka untuk tanaman ekspor dengan sistem menetap dan semakin sedikit lahan dibuka bagi tanaman pangan yang menggunakan sistem perladangan berpindah; dan (5) kelompok yang merasa lebih buruk dan lebih baik kehidupannya cenderung membuka lahan selama masa krisis, dan membuka lahan yang lebih luas dibandingkan dengan mereka yang merasa kesejahteraanya tidak mengalami perubahan yang berarti. Bertolak belakang dengan anggapan umum bahwa masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya tidak terpengaruh oleh krisis, maka penduduk di kawasan hutan menilai kehidupan mereka lebih buruk selama krisis dibandingkan dengan sebelumnya. Terlebih lagi, tekanan atas hutan meningkat meskipun ada kesimpulan yang mungkin diperoleh dari terjadinya perubahan ke arah peningkatan pertanian menetap selama krisis. Pelajaran utama yang didapat adalah: (1) petani memerlukan bantuan dalam mendiversifikasi sumber pendapatannya agar mereka terlindung dari kemungkinan guncangan ekonomi di masa mendatang; dan (2) perlunya peningkatan kesadaran tentang bagaimana ketidakstabilan makro ekonomi dapat menimbulkan konsekuensi lingkungan yang tidak diinginkan. 1.

Cite

CITATION STYLE

APA

W.D., S., I.A.P., R., E., R., & A., A. (2000). Dampak krisis ekonomi Indonesia terhadap petani kecil dan tutupan hutan alam di luar Jawa. Dampak krisis ekonomi Indonesia terhadap petani kecil dan tutupan hutan alam di luar Jawa. Center for International Forestry Research (CIFOR). https://doi.org/10.17528/cifor/000624

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free