Wilayah semi arid merupakan daerah yang memiliki curah hujan yang rendah dan iklim yang kering, sehingga pertanian di wilayah tersebut seringkali menghadapi tantangan dalam hal ketersediaan air Kebutuhan air tanaman kangkung dipengaruhi kondis iklim dan koefisien tanaman yang berubah setiap fasenya. Dalam penelitian ini, digunakan metode Cropwat 8.0 untuk mengestimasi kebutuhan air tanaman kangkung. Cropwat 8.0 adalah sebuah model yang dikembangkan oleh FAO yang digunakan untuk menghitung kebutuhan air tanaman berdasarkan faktor-faktor seperti jenis tanaman, iklim, dan kondisi lingkungan. Evaotranspirasi tanaman (ETc) dengan menggunakan software CropWat 8.0 selama masa pertumbuhan adalah 294.8. Perlakuan pemberian air berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengurangan pemberian air dari estimasi Cropwat memberikan pengaruh terbaik untuk tanaman kangkung di wilayah semi arid. Berdasarkan hasil penelitian untuk usaha tanaman kangkung di wilayah semi arid terberat terjadi pada P2 dan P3 yaitu masing – masing perlakuan adalah 16 gram . Hasil ini cukup sesuai dengan kondisi di lapangan untuk merencanakan awal musim tanam. Namun demikian, pengoperasian irigasi harian perlu tetap dilakukan berdasarkan pengamatan kondisi aktual di lapangan untuk mempertahankan kadar air tanah berada pada rentang yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
CITATION STYLE
Dethan, J. J. S. (2024). Estimasi Pemberian Air terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kangkung (Ipomea Aquatica) Berdasarkan Cropwat 8.0 di Wilayah Semi Arid. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 7(3), 3439–3447. https://doi.org/10.54371/jiip.v7i3.3932
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.