Limbah rumah tangga dapat mempengaruhi emisi gas rumah kaca melalui beberapa cara. Salah satu cara paling umum adalah melalui proses pembusukan di tempat pembuangan akhir sampah atau TPA. Ketika sampah organik seperti sisa makanan dan sayuran di buang ke TPA, mereka akan membusuk dan mengeluarkan gas seperti metana dan karbon dioksida. Metana adalah gas rumah kaca yang lebih kuat daripada karbon dioksida, sehingga emisi metana dari TPA dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap perubahan iklim global. Oleh karena itu, pengelolaan limbah yang baik dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, salah satunya melalui pengolahan limbah organik menjadi kompos dan ecoenzim. Edukasi penanganan limbah rumah tangga kepada Masyarakat Desa Cangkuang Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, khususnya kepada ibu rumah tangga sebagai ujung tombak dalam mengelola limbah rumah tangga terkecil. Organisasi ibu rumah tangga di Desa Cangkuang diwadaahi dalam bentuk PKK. Secara umum ibu rumah tangga paham bahwa limbah yang ditimbulkan dari aktivitas memasak harus dikelola dengan baik, namun mereka tidak memahami bahwa dampak pengelolaan yang tidak tepat akan mengakibatkan emisi gas rumah kaca. Kebiasaan memilah sampah organik dengan sampah anorganik pada umumnya belum menjadi kebiasaan yang dilakukan ibu rumah tangga di Desa Cangkuang Kecamatan Rancaekek. Mengolah limbah organic menjadi kompos dan ecoenzims merupakan hal menarik untuk ibu rumah tangga karena bisa dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.
CITATION STYLE
Marlina, E. T., Hidayati, Y. A., & Badruzzaman, D. Z. (2023). Pemanfaatan Limbah Dapur Menjadi Ecoenzim Dan Kompos Di Desa Cangkuang Rancaekek Kabupaten Bandung. Farmers : Journal of Community Services, 4(2), 20. https://doi.org/10.24198/fjcs.v4i2.46023
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.