Remaja yang belum memiliki kemandirian emosional sesuai dengan usianya, dikhawatirkan akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan identitas diri yang jelas. Hal ini karena kemandirian emosional penting bagi individu, terutama pada remaja awal karena kemandirian emosional ini menunjukkan proses kematangan individu dalam mempersiapkan diri menuju dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empirik mengenai gambaran kemandirian emosional pada siswa SMPN 1 Margaasih Kabupaten Bandung. Penelitian ini dilakukan terhadap 290 siswa (remaja awal) SMPN 1 Margaasih Kabupaten Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah non eksperimental kuantitatif dengan metode deskriptif menggunakan alat ukur berupa kuesioner tentang kemandirian emosional, yang mengacu pada teori Steinberg. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswa SMPN 1 MargaasihKabupaten Bandung memiliki kemandirian emosional yang tergolong tinggi. Artinya, mereka sudah mampu memandang orang tuanya bukan sebagai sosok yang paling tahu mengenai kehidupan dan perasaan remaja. Mampu memandang dan berinteraksi dengan orang tuasebagai orang dewasa lainnya yang memiliki berbagai peran. Dapat bergantung pada kemampuan dirinya sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang tua ketika menyelesaikan masalah. Serta memiliki sesuatu yang pribadi yang tidak selalu harus diketahui oleh orang tua(proses individuasi) dan dapat bertanggung jawab atas dirinya.
CITATION STYLE
Husna, A. N. (2018). KEMANDIRIAN EMOSIONAL PADA REMAJA AWAL: STUDI DI SMPN 1 MARGAASIH KABUPATEN BANDUNG. Journal of Psychological Science and Profession, 2(3), 222. https://doi.org/10.24198/jpsp.v2i3.21599
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.