Abstrak Pengembangan kurikulum program intervensi anak berkebutuhan khusus menjadi penting untuk mendukung terselenggaranya pembelajaran dan layanan program intervensi yang efektif. Lebih-lebih berkait dengan keberhasilan misi Unit Layanan Anak Berkebutuhan Khusus Unesa untuk memberikan solusi pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus pada semua kalangan. Untuk terselenggranya layanan yang memadai dan professional, dibutuhkan dukungan adanya pengembangan perangkat kurikulum yang sesuai dengan karakteristik, kemampuan, dan kebutuhan klien. Sehingga dengan dikembangnya kurikulum program intervensi, klien dan keluarga anak berkebutuhan khusus mendapatkan pelayanan yang optimal dan terbaik bagi anak mereka. Pengembangan kurikulum progrsm intervensi terpadu anak berkebutuhan khusus dalam peneilitian ini menggunakan rancangan pengembangan 4D-Model. Model ini dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define (Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran). Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan, sehingga berdasarkan desain model pengembangan tersebut, kegiatan penilitian pada tahun pertama difokuskan pada pelaksanaaan 3 tahapan yaitu (1) pendefinisian, (2) perencanaan/desain, dan (3) pengembangan.
CITATION STYLE
Sudarto, Z., Rofiah, K., Ardianingsih, F., & Sujarwanto, S. (2019). Program Intervensi Terpadu Anak Berkebutuhan Khusus: Proses Pengembangan Kurikulum. JPI (Jurnal Pendidikan Inklusi), 3(1), 1. https://doi.org/10.26740/inklusi.v3n1.p1-10
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.