Pembebanan gempa dengan menggunakan metode analisis static equivalent dan analisis dynamic time history, memiliki perubahan pembebanan yang sangat mendasar diantara kedua metode. Pada penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa “perubahan mendasar terjadi pada struktur 5 dan 10 tingkat”. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan pembebanan, menganalisis perubahan pembebanan yang sangat mendasar dan menganalisis metode yang cocok dalam perencanaan pembebanan pada bangunan dengan rentan 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 tingkat. Studi kasus dilakukan menggunakan data respons spectrum Kabupaten Garut dan time history El Centro 1940 (seismik frekuensi menengah). Fungsi bangunan sebagai hotel sebagai acuan untuk menentukan kategori risiko. Klasifikasi situs tanah keras dan menggunakan mutu beton yang digunakan fc’= 30 MPa. Untuk menghitung analisis statik ekivalen digunakan standar perhitungan SNI 1726-2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan pembebanan gempa yang terjadi pada struktur 5 dan 6 lantai menggunakan analisis statik ekivalen dinilai akurat karena menghasilkan pembebanan gempa yang mendekati dengan hasil dari perhitungan analisis dinamik time history, tetapi dalam analisis ini pada struktur 7 lantai atau lebih untuk melakukan perhitungan pembebanan gempa lebih disarankan karena menghasilkan pembebanan yang jauh lebih besar dari perhitungan analisis statik ekivalen. Nilai gaya geser pada analisis statik ekivalen dinilai lebih linier peningkatannya dibandingkan dengan analisis dinamik time history.
CITATION STYLE
Fadilah, H. M., & Walujodjati, E. (2020). Perbandingan Pembebanan Gempa Bangunan Bertingkat Menggunakan Analisis Static Equivalent dan Analisis Dynamic Time History di Kab. Garut. Jurnal Konstruksi, 18(1), 20–30. https://doi.org/10.33364/konstruksi/v.18-1.780
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.