A key word that is very important and often used in the sphere of Church life is the word 'ministry'. This word has a very deep meaning, not only because the word 'ministry' has its roots in and is rooted in Jesus Christ, whose whole life fully qualifies the meaning of service. But also by realizing that by and through the word 'ministry', the Church has emerged as a unique, unique and specific institution, which cannot be found in common with any other institution that has come together in the middle of history. In other words, the terminology of ministry has a close affinity for the church, although in recent developments the term ministry itself has been widely used in the life of non-ecclesiastical institutions. The presence of the churches in Indonesia is not a passive and meaningless presence. The presence of the church in Indonesia is a dynamic, active presence that moves, a presence that is directed to others, a presence that serves. The church will lose its meaning if its presence in the world becomes a passive, static, non-serving presence. Abstrak Indonesia Sebuah kata kunci yang sangat penting dan acapkali dipergunakan dalam ruang lingkup kehidupan Gereja adalah kata ‘pelayanan’. Kata ini mengandung makna yang sangat dalam, bukan saja oleh karena kata ‘pelayanan’ bersumber serta berakar pada Yesus Kristus, yang keseluruhan hidup-Nya mengkualisasikan secara prima arti pelayanan. Tetapi juga dengan menyadari bahwa oleh dan melalui kata ‘pelayanan’ itu, Gereja telah tampil sebagai sebuah intitusi yang khas, unik dan spesifik, yang tak bisa dicari kesamaannya dengan intitusi lain yang bersama-sama hadir di tengah-tengah sejarah. Dengan kata lain, terminologi pelayanan memiliki ketertarikan erat dengan gereja,walaupun dalam perkembangan terakhir istilah pelayanan itu sendiri, telah banyak dipergunakan dalam kehidupan lembaga-lembaga non gerejawi. Kehadiran gereja-gereja di Indonesisa bukanlah kehadiran yang pasif dan tanpa makna. Kehadiran gereja di bumi Indonesia justru merupakan sebuah kehadiran yang aktif dinamik, yang bergerak, kehadiran yang terarah bagi orang lain, kehadiran yang melayani. Gereja akan kehilangan maknanya jika kehadiraanya di tengah dunia menjadi kehadiran pasif, yang statis, yang tidak melayani.
CITATION STYLE
Zaluchu, J., & Ulansari, N. (2020). Karakter Majelis Sebagai Pemimpin Jemaat Menurut 1 Timotius 3:8-10 Di Gereja GPPIK Maranatha Antan Pontianak Kalimantan Barat. Journal KERUSSO, 5(2), 94–103. https://doi.org/10.33856/kerusso.v5i2.150
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.