"Cognition Without Affection" : Refleksi Program Akselerasi di Madrasah

  • Nuqul F
  • Zamroni Z
  • Rahmawati O
  • et al.
N/ACitations
Citations of this article
23Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Undang-Undang Rl Nomor 20 Tahun 2003 Bab IV pasal 5 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa "warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan layanan khusus." Untuk menjalankan amanat Undang-Undang tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah mengeluarkan Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar bagi siswa SD, SMP dan SMA yang cerdas dan berbakat istimewa. Tak ketinggalan Madrasah yang merupakan jenjang pendidikan di bawah naungan Kemenntrian Agama Rl, berlomba untuk menyelenggarakan program akselerasi untuk anak cerdas berbakat. Dalam dua tahun terakhir di Jawa Timur telah terjadi peningkatan sisi kuantitas madrasah penyelenggara, yang mencapai 36 madrasah penyelenggara Akselerasi. Dari telaah peneliti pada 2 MTsN dan 3 MAN penyelenggara program akselerasi menunjukkan ada beberapa problem: Pertama pada perekrutan, madrasah penyelenggara program akselerasi kurang bisa mengundang calon siswa secara luas. Kedua, adanya problem SDM yang mumpuni. Ketiga, kurangnya kesadaran akan kebutuhan psikologis siswa akselerasi. Solusi yang bisa diajukan adalah; Pertama, perlu adanya upaya sosialisasi yang sistemik tentang kualitas dan kapasitas madrasah sebagai penyelenggara program akselerasi sehingga masyarakat akan percaya untuk menitipkan anaknya di madrasah. Kedua, meningkatkan SDM yang komplit, selain bisa mengajar juga bisa mendidik serta mempunyai kapasitas psikologis pribadi yang mumpuni. Ketiga, madrasah menyiapkan program untuk meningkatkan kemampuan emosional, spiritual dan sosial anak, untuk mengimbangi potensi kognitifnya. Madrasah sebenarnya mempunyai ciri sendiri yang tidak dipunyai oleh model pendidikan yang lain, yaitu kompetensi spiritual emosional siswa yang baik. Demikian juga dalam program akselerasi, seharusnya madrasah mampu mewarnai dengan ciri yang lebih baik yaitu kombinasi pendidikan yang berorientasi kognitif juga pada peningkatan kapasitas emosional dan spiritual.

Cite

CITATION STYLE

APA

Nuqul, F. L., Zamroni, Z., Rahmawati, O., & Pranata, D. C. (2013). “Cognition Without Affection” : Refleksi Program Akselerasi di Madrasah. Psikoislamika : Jurnal Psikologi Dan Psikologi Islam, 10(2). https://doi.org/10.18860/psi.v10i2.6365

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free