Transformasi lembaga pendidikan Islam di Indonesia subur terjadi pada masa akhir pemerintahan penjajah Belanda di Indonesia karena dua hal utama, yaitu sikap diskriminatif pemerintah Belanda terhadap kaum pribumi akan pendidikan dan munculnya pan-Islamisme dan melahirkan pola dan sistem pendidikan Islam yang modern. Artikel ini membahas mengenai transformasi lembaga pendidikan Islam dan berfokus pada kajian perkembangan madrasah dari masa ke masa di Indonesia. Artikel ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan yaitu heuristik, kritik, interpetasi dan historiografi dengan menggunakan teori challenge and respons yang dipopulerkan oleh Arnold Joseph Toynbee. Hasil penelitian menunjukan bahwa lembaga pendidikan Islam seperti halnya madrasah sudah ada sejak zaman Nabi Muhamamd Saw. dan para sahabat yang menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan Islam. Sehingga pada perkembangan berikutnya lahirlah masjid khan yaitu masjid yang mempunyai fasilitas asrama bagi para penuntut ilmu. Lalu pada zaman kejayaan Islam dengan dibangunnya madrasah-madrasah di Naisaphur Iran dan Madrasah Nidzamiyah di Bagdad. Adapun madrasah masuk ke Nusantara pada abad ke-20 atau pada masa akhir penjajahan Belanda di Indonesia, dikarenakan umat Islam Indonesia mengalami sikap diskriminatif oleh pemerintah Belanda dan munculnya gerakan pan-Islamisme sehingga pada masa tersebut umat Islam Indonesia mendirikan madrasah-madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam selain dari pesantren. Setelah Indonesia merdeka madrasah diakomodasi oleh pemerintah melalui Departemen Agama (sekarang Kementerian Agama) dan melahirkan banyak kemajuan bagi dunia pendidikan Islam di Indonesia
CITATION STYLE
Pangeresa, E. P., Putra, E., & Nurjaman, A. (2024). Transformasi Lembaga Pendidikan Islam: Kajian Perkembangan Madrasah Dari Masa Ke Masa di Indonesia. Abdurrauf Journal of Islamic Studies (ARJIS), 2(2), 126–144. https://doi.org/10.58824/arjis.v2i2.76
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.