Dalam mendongkrak tercapainya swasembada gaing tahun 2026, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) merancang program Sapi-Kerbau Komoditas Andalan Negeri (SIKOMANDAN). Program tersebut dijalankan pemerintah melalui Optimalisasi Reproduksi. Pada tahun 2020 Kabupaten Banyuwangi menjadi sentra populasi sapi terbanyak di Jawa Timur dengan populasi sapi potong sebanyak 128.609 ekor. Berdasarkan hal tersebut, dalam pengembangan program SIKOMANDAN pemerintah perlu mengetahui faktor terjadinya efisiensi yang rendah pada ternak salah satunya adalah gangguan reproduksi yang disebabkan oleh gabungan beberapa faktor yang saling memperberat keadaan. Sehingga perlu adanya upaya penanggulangan gangguan reproduksi. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Banyuwangi dengan tujuan untuk mengidentifikasi jenis kelainan gangguan reproduksi pada sapi potong dan mengidentifikasi serta menganalisis faktor-faktor penyebab gangguan reproduksi pada sapi potong di wilayah Kabupaten Banyuwangi menggunakan metode SWOT. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Jenis kelainan gangguan reproduksi pada sapi potong di Kabupaten Banyuwangi meliputi Silent heat sebanyak 250 ekor (62 %), Korpus luteum persisten sebanyak 32 ekor (8 %), Retensi Plasenta sebanyak 5 ekor (1.25 %), Hipofungsi ovari sebanyak 68 ekor (17 %), dan endometritis sebanyak 14 ekor (2,41%). Sedangkan faktor penyebab gangguan reproduksi pada sapi potong di Kabupaten Banyuwangi adalah faktor fungsional dari organ reproduksi (silent heat, corpus luteum persisten, hipofungsi ovari dan Retensi Plasenta) dan juga adanya faktor infeksi pada saluran reproduksi (endometritis).
CITATION STYLE
Hasanah, W. Y., Kurniawan, B. P. Y., & Hariono, B. (2022). Penentuan Prioritas Kebijakan Penanggulangan Gangguan Reproduksi Sapi Potong Guna Mendukung Pencapaian Swasembada Daging Sapi Di Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Ilmiah Inovasi, 22(1), 65–72. https://doi.org/10.25047/jii.v22i1.3134
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.