Abstrak Diskursus tentang Papua yang dikembangkan selalu dikaitkan dengan tiga isu utama yang saling berkelindan yaitu konflik, politik, dan sumber daya alam. Padahal Papua memiliki kekayaan kearifan lokal yang luar biasa. Pendekatan penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan desain penelitian fenomenologi. Penelitian ini juga didukung metode sejarah yang meliputi: penelusuran sumber sejarah, kritik sumber, interpretasi dan eksplanasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearfian lokal Papua dalam bentuk Para-Para Adat, Tikar Adat, Bakar Batu dan Bayar Kepala, memberikan nilai budaya kepada tatanan hidup dan relasi sosial. Kearifan lokal yang menjadi modal sosial untuk membangun dan mengembangkan perdamaian di Papua. Modal sosial ini bila dibangun, dirawat, dikembangkan, dan diimplementasikan dapat menjadi wahana peredam dalam menyelesaikan konflik yang terjadi. Keberagaman di Papua baik suku bangsa, ras, agama, budaya, dan lainnya menjadi sisi positif dalam menggerakkan pembangunan untuk mensejahterakan seluruh penduduk yang tinggal di Papua. Namun demikian pemberdayaan penduduk lokal dalam segala aspek kehidupan adalah hal yang paling urgen. Sehingga terjalin relasi dinamis dan sinergis antara etnic nasionalisme dengan state nasionalisme dan melahirkan serta menumbuhkembangkan civic nasionalisme. Kata Kunci: kearifan lokal; modal sosial; perdamaian; Papua; Abstract The discourse about Papua that has been developed has always been linked to three main interrelated issues, namely conflict, politics, and natural resources. Though Papua has a wealth of extraordinary local wisdom. The research approach is a qualitative approach to phenomenological research design. This research is also supported by historical methods which include: tracing historical sources, source criticism, interpretation and explanation, and historiography. The results showed that the local wisdom were in the form Para-Para Adat, Tikar Adat, Bakar Batu and Bayar Kepala, giving cultural values to the order of life and social relations. Local wisdom becomes social capital to build and develop peace in Papua. This social capital if it is built, maintained, developed and implemented can be a vehicle of silencing in resolving conflicts that occur. Diversity in Papua, both ethnic groups, races, religions, cultures, and others, is a positive side in driving development for the welfare of all residents living in Papua. However, empowering local people in all aspects of life is the most urgent thing. So that there is a dynamic and synergic relationship between ethnic nationalism and state nationalism and giving birth and developing civic nationalism. Keywords: local wisdom; social capital; peace; Papua;
CITATION STYLE
Handoko, S. T. (2020). KEARIFAN LOKAL SEBAGAI MODAL SOSIAL DALAM MENGEMBANGKAN PERDAMAIAN DI PAPUA. MASA : Journal of History, 1(2). https://doi.org/10.31571/masa.v1i2.1633
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.