Beberapa alasan perlunya pendidikan karakter, diantaranya banyaknya kaum muslimin masih jauh dari nilai karakter, karenaalemahnya kesadaranapada nilai-nilai moral, memberikananilai-nilai moral pada umatamerupakan salah satu fungsiaperadaban yang palingautama, peran dzikir sebagaiapendidik karaktermenjadiasemakin penting ketikaabanyak umat memperoleh sedikitapengajaran moral dari orangtua, masyarakat, atau lembagaakeagamaan, masih adanyaanilai-nilai moral yangasecara universal masihaditerima seperti perhatian, kepercayaan, rasa hormat,dan tanggungjawab, demokrasi memiliki kebutuhanakhusus untuk pendidikan moral karenaademokrasi merupakanperaturan dari, untuk dan olehamasyarakat, tidakada sesuatu sebagai pendidikanabebas nilai. Para tokoh agama telah banyakamelakukan perubahanakarakter terhadap umat ini salah satunyaadengan mengamalkan dzikir lewat tariqatasebagai saranaapencerahanaspritual.Dzikirpadaahakikatnyaadalahamengingat Allah dan melupakanaapa saja selain Allah Ketikadalamaberdzikir.Maka implikasi adanya dzikirayang demikian meliputi mengingat,memperhatikan, dan merasaadirinya senantiasa diawasi oleh Tuhan bahkan berpengaruhaluasterhadap jiwa dan kesadaran yangakemudiandiaktualisasikanapada pola pemikiran dan tingkahalaku.Dapatadisimpulkan bahwaadzikir merupakan kesadaranamuslim sebagai makhlukaAllah yang wajib untukamengingat-Nya baik dalamalisan, hati, dan ruh serta berpikirasecara islami dan berbuat sesuaiasyari’at Islam, baik ketika diaasedang berdiri, duduk,aberbaring, ataupun. Kesadaran iniamenjadi “ruh” setiapaperbuatan seorangamuslim.
CITATION STYLE
Syarifuddin, S., Malik, M., & Kamil, M. (2022). ZIKIR TARIQAH NAQSABANDIYAH DALAM MEMBENTUK KARAKTER PADA JAMAAH PONDOK PARSULUKAN BAITUL JAFAR DESA KLAMBIR LIMA KEBUN KECAMATAN HAMPARAN PERAK. Warta Dharmawangsa, 16(4), 780–798. https://doi.org/10.46576/wdw.v16i4.2434
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.