Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang kegiatan nongkrong yang dilakukan oleh mahasiswa serta pemaknaan nongkrong bagi mahasiswa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis fenomenologi, dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara menggunakan teori leisure class. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan kegiatan nongkrong, mahasiswa dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, diantaranya menjalin silaturahmi, berbagi pengalaman, mencari inspirasi, produktivitas, dan sarana rekreasi. Sedangkan kegiatan nongkrong menurut mahasiswa Yogyakarta memiliki beberapa pemaknaan, diantaranya sebagai sarana self-healing dan sebagai sarana belajar. Banyak mahasiswa yang memaknai kegiatan nongkrong ini sesuai dengan realitas dirinya dan esensinya. Namun disamping itu terdapat beberapa kasus yang memaknai kegiatan nongkrong hanya karena tren saja, dan untuk memperoleh pengakuan sosial dari orang lain mengenai dirinya, yang kemudian disebut dengan poser, yang kemudian disebut leisure class. Namun tidak melulu soal leisure class, sebagian mahasiswa memaknai waktu luangnya sebagai waktu, aktivitas, dan suasana hati atau mental yang positif.
CITATION STYLE
Marbawani, G., & Hendrastomo, G. (2021). Pemaknaan Nongkrong bagi Mahasiswa Yogyakarta. DIMENSIA: Jurnal Kajian Sosiologi, 9(1), 1–16. https://doi.org/10.21831/dimensia.v9i1.38866
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.