Berdasarkan struktur biologis alat suara dan organisasi otak manusia, bahwasanya otak memegang peranan penting dalam bahasa. Proses bahasa dalam otak meliputi dua hal. Apabila informasi yang masuk dalam bentuk lisan, maka bunyi-bunyi ditanggapi di lobe temporal, khususnya pada korteks primer pendengaran. Selanjutnya bunyi-bunyi tersebut akan diolah lalu dikirim ke daerah Wernicke untuk diinterpretasikan. Jika memerlukan adanya tanggapan secara verbal, maka terlebih dahulu interpretasi dikirim ke daerah Broca melalui fasikulus arkuat. Berbeda pada input yang berupa tulisan, masukan ditanggapi langsung oleh korteks visual di lobe osipital. Masukan tadi tidak dikirim langsung ke daerah Wernicke, akan tetapi harus melewati girus anguler. Girus anguler ini yang mengoordinasikan daerah pemahaman dengan daerah osipital. Selain itu, otak memiliki bagian yang menangani fungsi-fungsi intelektual dan bahasa yang dinamakan korteks serebral. Dalam korteks serebral manusia terdapat hemisfir kiri dan hemisfir kanan. Hemisfir kiri bertanggung jawab atas ihwal kebahasaan, Untuk itu jika terjadi gangguan pada hemisfir kiri secara otomatis kemampuan wicara berbahasa orang itu menurun dengan drastis. Hemisfir kanan lebih dominan dalam menangani tugas-tugas yang berkaitan dengan desain dan pola-pola visual. Hemisfir kanan juga memengaruhi kebahasaan seseorang, namun tidak sebesar hemisfir kiri. Jika hemisfir kanannya yang terganggu, maka kemampuan mereka dalam mengurutkan peristiwa sebuah cerita (narasi) menjadi kacau dan mendapatkan kesukaran menarik inferensi.Kata kunci: otak, bahasa, lobe temporal, korteks prier, broca, fasikulus arkuat, dan lobe osipital
CITATION STYLE
Anisah, Z. (2019). Relevansi Operasional Bahasa dengan Otak Manusia. Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 12(2). https://doi.org/10.30651/st.v12i2.2901
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.