In understanding a text, of which focus is to find meaning in an open and comprehensive meaning, it needs to take into account not only literal but also moral ideas. The effort needs to be done to revive the destination stored in the one of the methods used by contemporary commentators is Hermeneutics. In this article the writer employs history analysis (Historically effected consciousness) and pre-understanding (Vorverstandnis) to understand the text. On the basis of the use of the theory of hermeneutics, the writer applies these theories in defining gender topics. Selection of gender topics is based on the consideration that many laws that do not contain moral ideas as a result of the reading of the text. The application of the two analyses above will result in objective interpretations as the meaning of text which is intended by its commentators. Kata kunci: Peran Sosial Domestik, Perempuan, Tafsir Ibn Katsir Pendahuluan Studi Islam yang mencakup studi teks dan studi sosial harus terus dikembangkan, sehingga dalam kajian Islam memiliki kekayaan dan varian-varian temuan yang akan bermanfaatbagi eksistensi keilmuan dan [350] AHKAM, Volume 4, Nomor 2, November 2016: 349-362 memiliki manfaat pragmatis di kalangan masyarakat. Kajian teks dalam studi Islam merupakan salah satu bagian penting yang mendapat perhatian. Pengembangan kajian ini bisa dilakukan dengan mencoba mengaitkanya dengan bidang-bidang lain seperti Linguistic dan Hermeneutika. Menurut Amin Abdullah hermeneutika dalam arti luas adalah merupakan bidang ilmu yang membahas praktik penafsiran, metode, prinsip dan filsafat penafsiran yang seluruhnya telah mengalami perkembangan cukup pesat di Dunia Barat serta erat kaitanya dengan ilmu tafsir al-Qur'an dan syarah hadis. 1 Dengan demikian kedua cabang dalam ilmu keislaman dapat dikembangkan dengan hermeneutika. Salah satu yang menjadi perdebatan dikalangan para pemikir Islam — hubungannya dengan pengkajian Islam— adalah Hermeneutika. 2 Sebenarnya sebagai seseorang yang berjiwa keilmuan diwajibkan bagi seorang peneliti kajian Islam untuk membuka diri dengan berbagai tawaran ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk menghindari diri dari jiwa arogansi dan pemahaman apologeticsertafanatic. 3 Akan tetapi fakta berbicara lain, timbul perdebatan yang menarik tentang pemposisian kajian hermeneutika,ada kelompok yang kontra dengan kajian ini, namun pula ada yang hangat menanggapinya, serta menerima dengan beberapa syarat. Salah satu tokoh yang kontra denganhermeneutika adalah Muhammad 'Imarah. Dia menulis buku berupa sanggahan terhadap hermeneutika yang 1 Amin Abdullah, " Pengantar " dalam Upaya Integrasi Hermeneutika dalam kajian Qur'an dan HadisTeori dan Aplikasi (Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), h. vii. 2 Noeng Muhadjir mengkategorikan Hermeneutika ke dalam sub cabang ilmu pengetahuan logika bahasa, dia membagi logika menjadi 5 sub cabang yaitu platonic, sosial, intrinsic, semiotic, dan hermeneutic. Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2006), h. 137. 3 Menurut Charles J. Adams pendekatan yang a historis dalam hal ini termasuk menafikan hermeneutika, akan mengakibatkan pemahaman yang apologetic, pemahaman apologetic adalah pemahaman yang pada awalnya lahir dalam rangka menghadapi para pemikir barat serta memberi respon tindakan barat yang melakukan kristenisasi atau missionarry, sehingga pemahaman apologetic sangat fanatic terhadap kehebatan Islam sekaligus kebenaran Islam dibandingkan agama apapun termasuk Kristen. Lihat lebihlanjut Charles J. Adams, " Islamic Religious Tradition " , dalam The Study of the Middle East (Toronto: John Wiley &Sons, 1976), h. 36.
CITATION STYLE
Agustina, A. M. (2016). PERAN SOSIAL DOMESTIK PEREMPUAN DALAM TAFSIR IBN KATSIR Sebuah Tinjauan Hermeneutik. Ahkam: Jurnal Hukum Islam, 4(2). https://doi.org/10.21274/ahkam.2016.4.2.349-362
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.