Pendahuluan: Penyebaran pandemi Sindrom Pernafasan Akut Parah Coronavirus (COVID-19) dapat dikaitkan dengan implikasi kejiwaan, termasuk depresi, salah satu gangguan mental yang paling umum. Ini melonjak di seluruh dunia di tengah pandemi penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) yang sedang berlangsung, terutama di antara para lansia yang selamat dari COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Tujuan: Mengetahui dampak pandemi COVID-19 terhadap kemungkinan depresi menggunakan kuesioner Geriatric Depression Scale-15 (GDS-15) pada lansia COVID-19 yang dirawat di rumah sakit Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pengumpulan data cross-sectional. Kami mengumpulkan subjek penelitian dari lansia survivor COVID-19 yang dirawat di RSU Saiful Anwar. Subyek dipanggil melalui telepon, dan kemudian mereka ditanyai berdasarkan kuesioner GDS-15. Kuesioner termasuk data demografi dan sosial ekonomi, status kesehatan, dan skor GDS-15. Hasil: Di antara 33 sampel penelitian, cross-sectional phone survey menunjukkan bahwa hanya hanya ada dua partisipan (6,06%) yang skornya menunjukkan kemungkinan depresi. Lansia <70 tahun mengalami tekanan psikologis yang lebih rendah (p 0,057) dibandingkan yang berusia >70tahun. Kesimpulan: Lansia penyintas COVID-19 yang dirawat di rumah sakit pada masa tindak lanjut 3 bulan setelah perawatan di rumah sakit memiliki tingkat kemungkinan depresi yang rendah, dan tidak ada peserta yang mengalami depresi.
CITATION STYLE
Soenarti, S., & Pradipto, W. (2021). Kecenderungan Depresi pada Pasien Lansia Rawat Inap COVID-19 Survivor menggunakan GDS-15. Jurnal Klinik Dan Riset Kesehatan, 1(1), 3–11. https://doi.org/10.11594/jk-risk.01.1.2
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.