Penanganan inflasi adalah agregat kerja sama pusat dan daerah. Maka untuk melihat upaya pemerintah daerah dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah dalam pengendalian inflasi, diperlukan indikator kinerja yang terukur, fokus cepat dan akurat untuk pengambilan kebijakan, program dan target. Salah satunya adalah indeks yang dihitung oleh BPS yaitu Indeks Perkembangan Harga. Indeks Perkembangan Harga merupakan salah satu Indikator Proxy Inflasi selain Indeks Disparitas Harga dan Koefisien Variasi Fluktuasi Harga Komoditas yang dapat menguji dampak pengambilan kebijakan dan program pengendalian inflasi terhadap capaian hasil. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan sumber data berupa data sekunder yang berasal dari Data SP2KP Kementerian Perdagangan, Kementerian Dalam Negeri dan Badan Pusat Statistik. Dari hasil penelitian diperoleh pembahasan dan kajian terkait kebijakan pengendalian inflasi juga disajikan dengan membandingkan perhitungan angka Indeks Perkembangan Harga, Indeks Disparitas Harga dan Koefisien Variasi Fluktuasi Harga Komoditas dengan hasil bahwa kabupaten/kota dengan persentase kenaikan Indeks Perkembangan Harga tertinggi adalah Kabupaten Nias, sedangkan penurunan harga tertinggi terjadi di Kota Tebing Tinggi. Komoditas bahan pangan yang memiliki fluktuasi harga tertinggi adalah cabai merah, bawang merah dan cabai rawit. Cabai Merah adalah komoditas yang fluktuasi harganya cukup signifikan selama minggu kelima bulan Maret 2023 di sembilan kabupaten/kota se-Sumatera Utara. Kata Kunci: indeks perkembangan harga, indeks disparitas harga, koefisien variasi fluktuasi harga, inflasi
CITATION STYLE
Puspita Widasari, N., Tanur, E., Uli Sitanggang, Y. R., & Situmorang, M. (2023). Pengendalian Harga Pangan Melalui Penghitungan Indikator Proxy Inflasi. Jurnal Good Governance, 117–136. https://doi.org/10.32834/gg.v19i2.625
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.