Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk dan makna komposisi bahasa Melayu Palembang. Objek penelitian difokuskan pada proses morfologis dalam bahasa Melayu Palembang, yaitu pada bentuk dan makna komposisi. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode distribusional. Data diperoleh dengan cara observasi dan dokumentasi, yaitu mendokumentasikan bahasa Melayu Palembang yang bersumber dari kamus bahasa Palembang. Komposisi berdasarkan hubungan unsur-unsur pendukungnya, yaitu gabungan kata dengan kata dan gabungan antara pokok kata dengan pokok kata. Dari hasil terdapat dua bentuk komposisi dalam bahasa Melayu Palembang, yakni (1) bentuk majemuk yang unsur pertamanya menjadi pusat atau diterangkan (D) oleh unsur penjelas/menerangkan (M) dan (2) bentuk majemuk yang unsur-unsurnya tidak saling menerangkan, tetapi hanya berupa rangkaian yang sejajar (kopulatif). Makna komposisi bahasa Melayu Palembang tidak bergantung dengan makna unsur yang membentuknya karena komposisi itu membentuk makna baru yang tidak sama dengan makna aslinya. Makna yang timbul dari proses komposisis dalam bahasa Melayu Palembang ada lima, yaitu ampas/kotoran, keluarga kandung, keadaan, sifat, dan komposisi bermakna alat. Berbeda dengan penelitian sebelumnya terdapat dua makna yang timbul dari proses komposisi bahasa Melayu Palembang, yaitu makna proses dan keadaan.
CITATION STYLE
Muchti, A. (2020). Komposisi Bahasa Melayu Palembang: Sebuah Kajian Morfologis. Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, Dan Asing, 3(2), 261–275. https://doi.org/10.31540/silamparibisa.v3i2.976
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.