Tulisan ini akan mengkaji tentang paradigma pengkajian Islam di pesantren dan relevansinya terhadap studi agama di era post-truth. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi dan kepustakaan, serta melakukan analisis yang bersifat deskriptif interpretatif, tulisan berkesimpulan bahwa, Pertama, pesantren merupakan lembaga pendidikan yang memiliki model pengkajian keagamaan yang unik yakni dengan adanya multi perspektif dalam kajiannya, yakni menggabungkan antara tiga epistemologi pengetahuan dalam Islam: bayani, burhani dan irfani. Kedua, pesantren melalui pendekatan multi-epistemologis tersebut melahirkan suatu konsep Islam Moderat yang menekankan pada aspek spiritual, intelektual dan soial. Ketiga, dengan adanya peran tiga epsitemologi tersebut secara bersamaan, akan mendorong terhadap pengkajian Islam secara khusus maupun agama dunia secara umum lebih bersifat inklusif. Kenyataan ini akan menegaskan urgensi paradigma epistemologi pesantren dalam dinamika kajian studi agama terutama di era post-truth.
CITATION STYLE
War’i, M. (2021). Urgensi Paradigma Epistemologi Pesantren Dalam Studi Agama di Era Post-Truth. Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam Dan Isu-Isu Sosial, 19(1). https://doi.org/10.37216/tadib.v19i1.421
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.