Tembang macapat adalah karya sastra Jawa tradisional. Ketradisionalannya terletak pada aturannya yang ketat, harus tunduk pada kaidah yang berlaku sebagai sebuah puisi dengan guru gatra ‘jumlah baris tiap bait’ yang ditentukan, guru lagu ‘bunyi akhir setiap baris’ juga tertentu, dan guru wilangan “jumlah sukukata tiap baris’. Hal itu berbeda dengan puisi bebas yang dalam sastra Jawa disebut geguritan. Namun demikian, sebagai sebuah karya sastra Jawa tradisional, tembang macapat sampai saat ini masih ditulis orang, dipublikasikan lewat media cetak, dan dipergelarkan dengan cara dinyanyikan. Pergelaran macapatan yang biasanya dilakukan pada malam hari, sampai saat ini masih banyak dijumpai di Yogyakarta dan sekitarnya. Ada yang mengatakan, tidak ada malam tanpa pergelaran macapat. Penelitian ini akan mendeskripsikan proses kreatif tembang macapat oleh para pengarang, penerbitannya dalam majalah berbahasa Jawa Djaka Lodang, dan kegiatan macapatan dengan menyanyikan tembang Jawa tradisional yang mempunyai komunitas tersendiri pada zaman moderen sekarang ini. Kata kunci: Tembang macapat, proses kreatif, penerbitan, pergelarannya di Yogyakarta.
CITATION STYLE
Nugroho, A. (2018). KOMUNITAS SASTRA JAWA: PENCIPTAAN, PENERBITAN, DAN PERGELARAN TEMBANG MACAPAT. SEMIOTIKA: Jurnal Ilmu Sastra Dan Linguistik, 18(2), 75. https://doi.org/10.19184/semiotika.v18i2.6540
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.