Mulyadhi Kartanegara memusatkan perhatiannya pada diskursus filsafat Islam yang ide-idenya telah dituangkan ke dalam berbagai bentuk karya ilmiah. Epistemologi integarasi ilmu Mulyadhi Kartanegara menyorot aspek integrasi sumber ilmu dan integrasi metode ilmu. Sumber ilmu menurut Mulyadhi yakni indra, akal dan intuisi, sedangkan ilmuan Barat (materialisme-positivisme) hanya mengakui panca indra sebagai sumber ilmu. Metodologi ilmu dalam epistemologi Mulyadhi yakni, metode observasi atau eksperimen untuk obyek-obyek fisik, metode logis untuk obyek metaempirik, dan metode intuitif (irfani) untuk mengenal obyek secara langsung. Sedang ilmuan modern hanya mengakui metode ilmu observasi atau eksperimen dan menampik metode ilmu yang lain. Selanjutnya, dalam relasi epistemologis dan status ontologis, epistemologi Islam mengakui realitas secara integral-holistik (alam materi, mitzal dan akal dan Tuhan yang merupakn puncak realitas). Kritik Mulyadhi terhadap bangunan ilmu modern adalah tertuju pada rasionalisme-empirik (paradigma Cartesian-Newtonian) yang melahirkan aliran pemikiran: naturalisme, idealisme dan sekulerisme yang bercorak mekanistik dalam memandang realitas semesta. Selanjutnya Mulyadhi melontarkan respon kritisnya pada materialisme melalui islamisasi epistemologis pada aspek klasifikasi ilmu dan metodologi ilmu.
CITATION STYLE
Ikbal Salam, A. M. (2020). PEMIKIRAN KRITIS MULYADHI TERHADAP BANGUNAN ILMU MODERN. Ri’ayah: Jurnal Sosial Dan Keagamaan, 5(01), 1. https://doi.org/10.32332/riayah.v5i01.2296
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.