S. aureus dapat menyebabkan penyakit toxic shock syndrome, endokartitis, osteomyelitis, pneumonia, sepsis, serta penyakit meningitis. Superantigen bakteri ini dapat mempengaruhi sistem imun melalui sekresi sitokin proinflamasi secara besar-besaran. Resistensi S. aureus terhadap vancomysin, mendorong masyarakat untuk mencari obat alternatif yang berasal dari bahan alam, yaitu tanaman obat tradisional. Salah satu tanaman obat tradisonal yang memiliki potensi sebagai anti mikroba, anti kanker, anti inflamasi dan antioksidan adalah buah mengkudu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran senyawa dari ekstrak air buah mengkudu terhadap ekspresi CD4 + CD62L + ( sel T naif ) dan CD4 + CD62L - ( sel T memori ) pada limpa mencit yang diberi paparan S. aureus. Pada penelitian ini, mencit dibagi menjadi 2 kelompok yaitu infeksi dan non infeksi. Kedua kelompok tersebut diberi ekstrak air M. citrifolia dengan dosis berturut-turut 25 mg/kgBB, 100 mg/kgBB, dan 300 mg/kgBB selama 20 hari kemudian diinfeksi S. aureus sebanyak 1 x 10 9 sel. Pengamatan jumlah relatif sel TCD4 + CD62L + dan CD4 + CD62L - dianalisis menggunakan flow cytometry melalui progam CellQuest dan dilakukan uji statistik ANOVA RAL faktorial dan uji BNJ melalui progam SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pada kelompok non infeksi pemberian dosis 25 mg/kgBB dan 100 mg/kgBB tidak berbeda nyata dengan kontrol normal, sedangkan dosis 300 mg/kgBB terjadi penurunan sel T naif (P<0.05). Sel T naif pada kontol infeksi mengalami penurunan dibandingkan kontrol normal (P<0.05). Sel T memori pada kontrol infeksi mengalami peningkatan dibandingkan kontrol normal (P<0.05) Pada kelompok infeksi dosis 100 mg/kgBB mampu menurunkan jumlah sel T memori (P<0.05)
CITATION STYLE
Faroka, D. (2013). PERAN SENYAWA BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) TERHADAP EKSPRESI CD62L PADA LIMPA MENCIT YANG DIBERI PAPARAN Staphylococcus aureus. El–Hayah, 3(2). https://doi.org/10.18860/elha.v3i2.2610
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.