Kekerasan terhadap anak-anak dapat terjadi di mana pun, termasuk di lingkungan pesantren. Kekerasan terhadap anak umumnya dilakukan oleh oarng-orang terdekat. Dalam konteks kekerasan di pesantren, pelaku potensialnya bisa saja teman sebaya, senior, pengurus, guru, bahkan keluarga pengasuh pesantren. Tidak diseleksinya input santri, frekuensi kebersamaan yang kuat, dan relasi kuasa yang timpang dapat menjadi penyebab utama munculnya kekerasan terhadap santri. Menyusul maraknya kejadian kekerasan di pesantren, respons positif ditunjukkan oleh Griya Curhat Keluarga Dewan Pengurus Wilayah Perempuan Bangsa Jawa Timur bekerja sama dengan Robithoh Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama Jawa Timur. Pesantren Ramah Santri adalah nama program kerjasama strategis ini. Konsentrasi utamanya adalah mengembangkan pesantren ramah anak dengan menggunakan resources yang dimiliki pesantren. Respons atas program ini sangat baik, setidaknya pada aspek peningkatan awareness pesantren terhadap isu ramah anak yang diterjemahkan melalui layanan yang lebih ramah terhadap santri.
CITATION STYLE
Bafaqih, H., & Sa’adah, U. L. (2023). PESANTREN RAMAH SANTRI, RESPONS MENCEGAH KEKERASAN DI PESANTREN. Jurnal LeECOM (Leverage, Engagement, Empowerment of Community), 4(2), 165–172. https://doi.org/10.37715/leecom.v4i2.3510
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.