Self-disclosure di media sosial dapat dijadikan salah satu cara mencari dukungan sosial sebagai usaha mengatasi stres yang banyak dialami mahasiswa. Twitter merupakan salah satu media sosial microblogging dengan fitur utama berbentuk broadcast teks singkat yang memudahkan penggunanya berbagi secara cepat dan ringkas, sehingga seharusnya dapat memudahkan self-disclosure. Akan tetapi, penelitian terdahulu belum banyak yang meneliti self-disclosure dalam konteks Twitter. Oleh karena itu, penelitian ini mencari tahu apakah terdapat hubungan antara stres dengan self-disclosure di Twitter pada mahasiswa. Penelitian ini dilakukan pada 128 mahasiswa aktif Universitas Padjadjaran yang merupakan pengguna aktif Twitter. Alat ukur yang digunakan adalah Perceived Stress Scale-10 (PSS-10) dan hasil adaptasi skala self-dicslosure oleh Wheeless (1978) dalam penelitian S. Zhang, Kwok, Lowry, Liu, & Wu (2019). Analisis korelasi yang dilakukan menunjukkan adanya hubungan signifikan antara tingkat stres dengan perilaku mengungkapkan informasi diri di Twitter pada responden yang mengalami stres. Karakteristik self-disclosure yang dilakukan mayoritas responden yang mengalami stres mendukung asumsi awal bahwa self-disclosure yang dilakukan pada saat stres adalah untuk mendapatkan dukungan sosial. Stres juga ditemukan berhubungan paling kuat dengan dimensi amount dan valence self-disclosure.
CITATION STYLE
Hasna, A. F., & Hanami, Y. (2022). STRES DAN SELF-DISCLOSURE DI TWITTER PADA MAHASISWA. Jurnal Psikologi, 15(2), 203–218. https://doi.org/10.35760/psi.2022.v15i2.5880
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.