Pendirian Partai Hijau Indonesia (PHI) dipandang sebagai kemajuan penting dari green politics politics, suatu gerakan dalam menciptakan tatanan kehidupan berkelanjutan yang berakar pada pelestarian lingkungan, keadilan sosial tanpa kekerasan, dan demokrasi kerakyatan/akar rumput. Artikel ini menganalisis peran dari organisasi gerakan lingkungan, yang dalam konteks ini adalah Wahala Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), dalam mendorong pembentukan PHI yang melibatkan kontestasi ideologi lingkungan di internal WALHI. Penelitian ini dibangun menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma kritis. Data diperoleh melalui wawancara terhadap tokoh-tokoh WALHI, PHI, dan studi dokumentasi terkait proses pendirian PHI. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pendirian PHI oleh WALHI berasal dari pemikiran persoalan lingkungan yang terintegrasi dengan politik, ekonomi, sosial dan budaya. Buruknya produk politik dalam urusan tata kelola lingkungan menjadi dasar dan strategis untuk memperkuat green politics di Indonesia. Proses politik tersebut diharapkan melahirkan tata kelola lingkungan yang mengusung nilai-nilai sustainability. Dalam pendirian PHI, WALHI berperan sebagai kelompok kepentingan yang tidak memilih untuk melebur menjadi partai politik. Konsistensi WALHI dalam mempertahankan kedudukannya sebagai organisasi non pemerintahmembuat mereka lebih leluasa dalam melakukan kerja-kerja green politics. Namun, proses tersebut telah melalui serangkaian kontestasi ideologi di kalangan internal WALHI terutama di antara kelompok pro politik praktis dan kelompok pro gerakan lingkungan
CITATION STYLE
Ahmady, I., Ganjar Herdiansah, A., & Al-Banjari, H. (2022). GERAKAN LINGKUNGAN DAN PARTAI POLITIK: STUDI TENTANG PERJUANGAN WALHI DALAM PEMBENTUKAN PARTAI HIJAU INDONESIA. PARAPOLITIKA: Journal of Politics and Democracy Studies, 3(1), 36–51. https://doi.org/10.33822/jpds.v3i1.5959
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.