Pembuatan biodiesel pada umumnya dihasilkan melalui transesterifikasi minyak nabati yang dikatalisis oleh katalis basa atau asam homogen dengan cara dilarutkan di dalam metanol. Namun, penggunakan katalis homogen bersifat korosif dan sukar dipisahkan dari campuran reaksi sehingga penggunaan katalis ini tidak dapat di-recycle. Salah satu upaya untuk mengatasi kondisi tersebut adalah menggunakan katalis heterogen seperti CaO. Limbah cangkang kerang darah sangat berpotensi untuk dijadikan sumber katalis heterogen karena melalui proses kalsinasi kandungan CaO pada cangkang kerang darah sebesar 99,09%. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh rasio mol minyak dengan metanol dan pengaruh rasio massa katalis CaO dari cangkang kerang darah dengan CaO murni terhadap %massa FAME yang dihasilkan. Katalis yang dihasilkan melalui proses kalsinasi dianalisis menggunakan metode XRD dan SEM-EDX. Variabel yang dipelajari adalah rasio mol minyak dengan metanol 1:5, 1:7, dan 1:9 dan rasio massa katalis CaO dari cangkang kerang darah dengan CaO murni 0:1, 1:3, 1:1, 3:1, dan 1:0. Berdasarkan hasil penelitian, %massa FAME maksimal didapatkan sebesar 98,37% pada kondisi rasio mol minyak dengan metanol 1:7 dan rasio massa katalis CaO dari cangkang kerang darah dengan CaO murni 0:1.
CITATION STYLE
Retnaningtyas, H., Nugroho, K. S., & Hardjono, H. (2023). PENGARUH RASIO MASSA KATALIS CaO DAN RASIO MOL MINYAK DENGAN METANOL PADA PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK RANDU MENJADI BIODIESEL. DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi, 5(2), 189–194. https://doi.org/10.33795/distilat.v5i2.28
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.