Anemia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat tidak hanya di negara maju, tetapi utamanya di negara-negara berkembang yang dapat menyerang kelompok rentan termasuk remaja. Anemia dapat menurunkan kebugaran, produktivitas, kemampuan belajar, dan kognitif remaja. Prevalensi anemia pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi anemia yaitu suplementasi dengan memanfaatkan kelor (Moringa Oleifera) yang mempunyai kandungan tinggi zat besi. Inovasi pengolahan kelor menjadi pangan fungsional salah satunya dengan pembuatan permen jeli. Permen adalah makanan yang lazim dikonsumsi oleh remaja sehingga dapat digunakan untuk suplementasi. Penambahan 2% tepung daun kelor ke dalam permen jeli terbukti telah menambah nilai gizinya. Masalah yang didapatkan dari hasil observasi pada lokasi pengabdian kepada masyarakat ini adalah banyaknya siswa yang mengeluh pusing, letih dan lesu selama proses belajar di sekolah sehingga mengganggu proses belajar mengajar dan kurangnya kesadaran akan kondisi yang dialami oleh remaja putri, serta masih belum maksimalnya upaya dari pihak sekolah untuk menangani kondisi tersebut. Dari permasalahan tersebut maka solusi yang ditawarkan adalah edukasi dan pelatihan pembuatan permen jeli dengan penambahan kelor. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang anemia dan meningkatkan keterampilan guru dalam pembuatan permen jeli dengan penambahan kelor. Penelitian ini diharapkan dapat memberi rekomendasi terkait pemanfaatan kelor dalam upaya penanggulangan anemia remaja putri.
CITATION STYLE
Lestari, U. S., Angmalisang, E. C., & Ahmad, M. (2023). Pelatihan Pembuatan Permen Jeli Dengan Penambahan Kelor Dalam Upaya Penanggulangan Anemia Remaja Putri. Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(3), 36–43. https://doi.org/10.57218/jompaabdi.v2i3.829
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.