Aktivitas dan paparan yang berhubungan dengan pekerjaan membuat tubuh rentan terhadap kelelahan. Kelelahan adalah respons tubuh terhadap aktivitas dan paparan yang berhubungan dengan pekerjaan. Bahaya psikososial, pada dasarnya stress kerja dengan gejala seperti sering menguap, lelah, haus, dan sulit berkonsentrasi, merupakan respons umum terhadap intensitas pekerjaan yang tinggi. Biasanya, pekerjaan dijadwalkan dalam shift, pekerjaan musiman, pekerjaan akhir pekan, dan lembur, yang menyebabkan pekerja mengalami kelelahan dan kualitas hidup yang buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan stress dan kelelahan kerja menggunakan pembagian shift kerja di Alfamart Tangsi Cikarang. Alfamart ini menerapkan 2 shift kerja yaitu pagi dan siang. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara dan kuesioner kepada karyawan yang berjumlah 4 orang. Kuesioner tekanan kerja menggunakan metode OSI-RTM sedangkan kelelahan kerja menggunakan 30 Items of Rating Scale. One Way ANOVA digunakan untuk menguji data kuesioner. Hasil uji stress kerja menunjukkan tingkat signifikansi 0,375 (p>0,05) yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik rata-rata stress kerja antara shift pagi dan siang. Kriteria signifikansi kelelahan kerja sebesar 0,295 (p>0,05), menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik rata-rata tingkat kelelahan kerja antara shift pagi dan siang. Tidak terlihatnya perbedaan pembagian shift di lokasi Alfamart Tangsi, menunjukkan bahwa staf tidak mengalami kesulitan dalam pembagian shift pagi dan siang.
CITATION STYLE
Aziz, M. I., Momon, A., & Fitriani, R. (2022). ANALISIS PERBEDAAN STRESS DAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN SHIFT (STUDI KASUS PADA KARYAWAN ALFAMART TANGSI). Barometer, 7(2), 78–86. https://doi.org/10.35261/barometer.v7i2.6405
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.