Background: Hyperbilirubinemia is one of the clinical phenomena most often found in newborns and occurs in 60% of > 35 weeks neonates and 80% of < 35 weeks neonates. Hyperbilirubinemia is one of the most common causes of infant death (2012, SDKI). Prevalence and severity of hyperbilirubinemia are found to be higher in newborns with low birth weight (LBW). This study aims to determine the relationship between LBW and incidence of hyperbilirubinemia in neonates at Wangaya hospital.Methods: This study was an observational analytic study with cross sectional approach conducted in August – September 2019 at Wangaya hospital. The study subjects were 98 infants aged 0-28 days admitted to Wangaya hospital from August-September 2019 and met the inclusion and exclusion criteria. The subjects were taken by consecutive sampling. Bivariate analysis was performed using the Chi-Square test and calculation of prevalence ratio. Data were analyzed by SPSS version 17 for Windows.Results: In this study, 98 samples were obtained, and from all of them, as much as 24.5% were found to be LBW, and 9 of them were experiencing hyperbilirubinemia. The result of hypothesis testing with the Chi-Square test obtained p-value=0.042 and PR-value=2.13.Conclusions: A significant correlation between LBW and incidence of hyperbilirubinemia in neonates at Wangaya hospital and LBW is a risk factor for the incidence of hyperbilirubinemia in neonates. Latar Belakang: Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir dimana hiperbilirubinemia terjadi pada 60% dari neonatus > 35 minggu dan 80% dari neonatus < 35 minggu. Berdasarkan SDKI tahun 2012, hiperbilirubinemia merupakan salah satu penyebab kematian bayi tersering. Pravelensi dan tingkat keparahan hiperbilirubinemia ditemukan lebih tinggi pada bayi berat lahir rendah (BBLR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan BBLR dengan kejadian hiperbilirubinemia pada neonatus di RSUD Wangaya.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan potong lintang yang dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2019 di RSUD Wangaya. Subjek penelitian adalah bayi usia 0-28 hari yang dirawat di RSUD Wangaya selama bulan Agustus – September 2019 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara consecutive sampling. Dilakukan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dan menggunakan perhitungan rasio prevalensi. Data dianalisis dengan SPSS versi 17 untuk Windows.Hasil: Pada penelitian ini didapatkan sampel sebanyak 98 sampel, dimana didapatkan sampel BBLR sebesar 24,5% dan 9 sampel diantaranya mengalami hiperbilirubinemia. Hasil uji hipotesis dengan uji Chi-Square diperoleh nilai p=0,042 dan nilai RP=2,13.Simpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara BBLR dengan hiperbilirubinemia pada nenonatus di RSUD Wangaya dan BBLR merupakan faktor resiko terhadap kejadian hiperbilirubinemia pada neonatus.
CITATION STYLE
Yasadipura, C. C., Suryawan, I. W. B., & Sucipta, A. A. M. (2020). Hubungan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan kejadian hiperbilirubinemia pada neonatus di RSUD Wangaya, Bali, Indonesia. Intisari Sains Medis, 11(3), 1277–1281. https://doi.org/10.15562/ism.v11i3.706
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.