ABSTRAK Masalah kurang vitamin D merupakan masalah gizi terbaru yang menjadi perhatian saat ini. Berbagai studi di luar negeri, baik di negara sub-tropis maupun tropis, menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi. Di Indonesia belum banyak laporan tentang status vitamin D pada anak dan kelompok lain. Studi ini bertujuan mengetahui status vitamin D pada anak umur 2,0-12,9 tahun di Indonesia dan faktor yang berperan. Analisis menggunakan data anak usia 2,0-12,9 tahun dari South East Asian Nutrition Survey (SEANUTS) yang dikumpulkan tahun 2011. Desain penelitian adalah potong lintang di 48 Kabupaten di Indonesia. Pengukuran kadar 25-hydroxyvitamin D [25(OH)D] menggunakan enzym immuno assay. Analisis data menggunakan ANOVA and korelasi. Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar vitamin D anak umur 2,0-12,9 tahun 52.6 + 0,7 nmol/L. Prevalensi deficiency vitamin D (serum 25(OH)D < 25 nmol/L), insufficiecy (25-49 nmol/L), inadequate (50-74 nmol/L), dan desirable (> 75 nmol/L) berturut-turut 0 persen, 45,1 persen, 49,3 persen, dan 5,6 persen. Kadar vitamin D lebih tinggi pada anak lelaki (54,7±0,9 nmol/L) dibanding perempuan (49,9±1,0 nmol/L). Dijumpai hubungan positif antara lama melakukan aktifitas diluar rumah dengan kadar vitamin D (r=0,164, p=0,012). Kadar vitamin D pada anak kelompok umur 2,0-2,9 tahun yaitu 54,0±2,3 nmol/l, sedangkan pada anak kelompok umur 9,0-12,9 tahun yaitu 50,3 ± 1,4 nmol/l. Kadar vitamin D anak yang tinggal di kota (52,5 nmol/l) tidak berbeda dengan anak yang tinggal di desa (52,6 nmol/l). Hasil penelitian menunjukkan bahwa status vitamin D pada anak usia sekolah perlu mendapat perhatian. Kata kunci: status vitamin D, anak usia 1,0-12,9 tahun, aktifitas di luar rumah ABSTRACT CURRENT STATUS OF VITAMIN D IN INDONESIAN CHILDREN 2,0-12,9 YEARS OLD Vitamin D deficiency is an emerging nutritional problem. Studies in subtropical and tropical countries have shown high prevalence of vitamin D deficiency. However, the vitamin D status of school children and other groups in indonesia is still underreported. The objective of this study is to assess vitamin D status and its associated factors in children aged 2.0-12.9 year. The data used for the analysis is secondary data of children 2.0-12.9 year old taken from the cross-sectional study of South East Asian Nutrition Survey (SEANUTS) conducted in 48 districts in 2011. Serum 25-hydroxyvitamin D [25(OH)D] level was measured using enzyme immuno assay. Statistical analysis of data used ANOVA and Correlation test. The results showed that the mean serum 25(OH)D was 52.6 + 0,7 nmol/L. The prevalence of vitamin D deficiency (serum 25(OH)D < 25 nmol/L), insufficiency (25-49 nmol/L), inadequate (50-74 nmol/L), and desirable (> 75 nmol/L) were 0%, 45.1per cent, 49.3per cent, dan 5.6per cent ,respectively. Vitamin D level in boys (54,0±2,3 nmol/L) was higher than in girls (49.9±1.0 nmol/L). There was an association between vitamin D levels with outdoors activity (r=0.164, p=0.012). Mean vitamin D level in children aged 2,0-2,9 years was 54.0±2.3 nmol/l, while in children aged 9.0-12.9 years was 50,3 ± 1,4 nmol/l. There was no significant difference of vitamin D level between urban children (52.5 nmol/L) and rural children (52.6 nmol/L). The study draws our attention to vitamin D status in children 2.0-12.9 years old.. Keywords: vitamin D status, children aged 1,0-12,9 years, outdoors activity PENDAHULUAN asalah kurang vitamin D menjadi masalah gizi yang hangat dibicarakan dan mendapat perhatian dari beberapa negara di dunia saat ini. Berbagai studi di luar negeri baik di negara sub-tropis maupun tropis menunjukkan prevalensi kekurangan vitamin D cukup tinggi 1. Di Indonesia belum banyak laporan tentang status vitamin D pada anak maupun kelompok lainnya. Kekurangan vitamin D menunjukkan bahwa tubuh kekurangan M
CITATION STYLE
Ernawati, F., & Budiman, B. (2015). STATUS VITAMIN D TERKINI ANAK INDONESIA USIA 2,0-12,9 TAHUN. GIZI INDONESIA, 38(1), 73. https://doi.org/10.36457/gizindo.v38i1.169
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.